
Virus Corona Diramal Jadi Endemik, Ya Ampun Apa Benar?

Jakarta, CNBC Indonesia - Para ahli berpendapat pandemi virus Corona kemungkinan bisa menjadi endemik atau endemi. Sederhananya, virus ini tak akan bisa hilang dan orang yang terinfeksi akan selalu ada.
Sejak teridentifikasi Desember 2019 di Wuhan, China, sampai saat ini virus corona tipe baru ini telah ditetapkan adalah pandemi. Namun, tak bisa dipungkiri, ke depannya, mungkin pandemi corona menjadi endemik.
CNBC International menuliskan, dalam survei Februari terhadap lebih dari 100 ahli imunologi, peneliti penyakit menular dan ahli virologi, hampir 90% mengatakan bahwa SARS-Cov-2, virus yang menyebabkan Covid-19 akan menjadi endemik.
"Itu berarti bahwa ada keberadaan konstan dan atau prevalensi biasa dari suatu penyakit atau agen infeksius dalam suatu populasi dalam suatu wilayah geografis," kata Pusat Pengendalian Penyakit AS, dikutip Senin (1/3/2021).
Erica Ollmann Saphire, profesor di La Jolla Institute for Immunology menjelaskan, Covid-19 akan menjadi bagian permanen dari keberadaan manusia.
Hingga saat ini, lebih dari 500.000 orang Amerika telah meninggal karena Covid, dengan lebih dari 28,3 juta kasus dikonfirmasi di AS. Ketika virus corona awalnya menyebar ke AS, tidak ada yang kebal terhadapnya.
Pada akhirnya, cukup banyak dari kita yang akan divaksinasi atau bertahan sehingga akan ada kekebalan kelompok yang akan memperlambat penyebaran," ujarnya.
Sementara itu, Dr. Scott Gottlieb, mantan komisaris Food and Drug Administration (FDA) berpendapat, ketika orang-orang terus mendapatkan vaksinasi, tingkat infeksi akan turun secara dramatis selama musim semi dan musim panas. Jika Covid terus menyebar, kemungkinan tidak akan separah sebelum adanya vaksinasi.
Bagaimana Covid-19 yang menjadi endemik dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari?
Covid bisa menjadi virus yang akan terus ada eksistensinya, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan menggunakan masker akan mencegah penularan virus tersebut.
"Saya pikir itu akan menjadi bagian dari budaya kita [bagi dokter] untuk mengatakan, apakah Anda memiliki [infeksi bakteri] atau apakah Anda memiliki virus? Anda memiliki virus, apakah itu flu, atau apakah itu virus corona atau itu sesuatu yang lain?" kata Saphire.
Bahkan pada musim gugur dan musim dingin tahun ini, AS kemungkinan akan mencapai tingkat normalitas menurut keterangan Dr. Anthony Fauci, Kepala Penasihat Medis Gedung Putih, pada "State of the Union" CNN pada Minggu (28/2).
Namun, Fauci mengatakan bahwa ada kemungkinan wajib memakai masker akan berlaku hingga tahun 2022.
"Vaksin ini lebih efektif daripada yang diharapkan siapa pun, dan ini akan membuat perbedaan besar dalam kemampuan kita untuk kembali ke tingkat normal bagi masyarakat," ujar Saphire.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article WHO Beri Peringatan Baru soal Covid-19, Bakal Meledak Lagi?