
Saham KAEF 'Menari-nari', Ditunjuk Sebagai Penyedia Sinopharm

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten farmasi sekaligus anak usaha PT Bio Farma (Persero), yakni PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat 2,27% ke level Rp 3.610/unit pada pukul 09:32 WIB pagi hari ini. Pemicu melesatnya saham KAEF adalah penunjukkan pemerintah ke perseroan untuk pengadaan vaksin Sinopharm.
Data perdagangan mencatat nilai transaksi saham KAEF pagi hari ini telah mencapai Rp 8,7 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 2,4 juta lembar saham. Namun, investor asing masih melakukan aksi jual bersih (net sell) di pasar reguler sebanyak Rp 516 juta.
Dalam sepekan terakhir, saham KAEF memang masih melemah 2,97%. Namun dalam sebulan terakhir, saham KAEF telah melesat hingga 15,38%.
Sentimen pengadaan vaksin Sinopharm yang akan dilaksanakan oleh perseroan menjadi pendorong melesatnya saham KAEF pagi hari ini.
Sebelumnya, Juru bicara Vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto mengatakan Indonesia akan segera melakukan pengadaan Vaksin Sinopharm, yang akan dilaksanakan oleh anak perusahaan holding farmasi yaitu PT Kimia Farma Tbk (KAEF).
Selain Sinopharm, ada juga jenis vaksin lain yang sedang dijajaki yakni vaksin Moderna dari Amerika Serikat dengan platform MRNA.
"Kami mulai bekerjasama pembicaraan dengan Sinopharm dari Beijing, China dengan platform inactivated atau sama dengan Sinovac," kata Bambang, Jumat (26/2/2021).
Bio Farma sendiri juga dilibatkan untuk pengadaan dan distribusi vaksin gotong royong. Dia mengatakan jenis vaksin gotong royong tetap harus dapat persetujuan penggunaan darurat (UEA) dan atau penerbitan NIE dari BPOM dan sesuai dengan peraturan UU. Saat ini Bio Farma sudah menjajaki dan supply vaksin harus berbeda dengan program vaksinasi.
"Ketika pemerintah mengamanatkan kami ambil bagian pengadaan dan distribusi vaksin gotong royong ini, tidak ada lain selain siap," ujar Bambang.
"Sesuai dengan Permenkes nomor 10/2021 jenis vaksin covid-19 untuk gotong royong harus berbeda dengan jenis covid-19 program pemerintah," tambahnya.
Dia menambahkan Bio Farma juga sudah memproduksi dan mendistribusi 7,2 juta vaksin Sinovac asal China yang diperuntukkan bagi lansia dan pelayanan publik.
Dia mengatakan berdasarkan evaluasi, distribusi masih terkendali dan berjalan dengan baik sesuai rencana termasuk pendistribusian ke lokasi-lokasi terluar dan terpencil.
Seluruh proses tersebut juga dipastikan sesuai kaidah cara pendistribusian obat yang baik. Hal ini juga menjadi dasar Bio Farma dilibatkan untuk pengadaan dan distribusi vaksin gotong royong.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Seminggu, Saham KAEF Terbang 61,68%! Cucu Usaha Ganti Bos
