Myanmar Memanas, Polisi Lepas Tembakan-Granat, 1 Tewas

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
28 February 2021 14:30
In this image from a video, anti-coup protesters react as smoke from tear gas rises in Yangon, Myanmar Sunday, Feb. 28, 2021. Police fired tear gas and water cannons and there were reports of gunfire Sunday in Myanmar's largest city where another anti-coup protest was underway with scores of students and other demonstrators hauled away in police trucks. (AP Phoro)
Foto: Pengunjuk rasa anti-kudeta berlari ketika asap dari gas air mata ditembakkan oleh petugas kepolisian saat mereka berdemo protes anti-kudeta di Yangon, Myanmar Minggu, 28 Februari 2021. (AP Photo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Polisi Myanmar menembak dan menewaskan seorang pengunjuk rasa pada hari ini, Minggu (28/02/2021) dan melukai beberapa saat mereka menindak dalam upaya untuk mengakhiri demonstrasi yang telah berjalan berminggu-minggu karena menentang kudeta militer sejak 1 Februari lalu.

Polisi melepaskan tembakan di Kota Dawei, menewaskan satu dan melukai beberapa, politisi Kyaw Min Htike mengatakan kepada Reuters dari selatan kota. Kantor berita Dawei Watch juga mengatakan satu orang tewas dan belasan orang luka-luka.

Myanmar dilanda kekacauan ketika tentara merebut kekuasaan dan menahan pemimpin pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dan sebagian besar kepemimpinan partainya, menuduh adanya kecurangan dalam pemilihan November yang dimenangkan partainya secara telak.

Kudeta yang menghentikan kemajuan Myanmar menuju demokrasi setelah hampir 50 tahun pemerintahan militer, telah membawa ratusan ribu pengunjuk rasa ke jalan dan menuai kecaman dari negara-negara Barat, dengan beberapa menjatuhkan sanksi terbatas.

Mengutip Reuters, di kota utama Yangon, beberapa orang mengalami pendarahan hebat, dibantu keluar dari area masa pendemo, seperti ditunjukkan dalam gambar-gambar yang diunggah sejumlah media massa.

Tidak jelas bagaimana mereka terluka tetapi media melaporkan tembakan langsung. Grup media Myanmar Now mengatakan orang-orang telah "ditembak mati", tetapi tidak merinci lebih lanjut.

Polisi juga melemparkan granat kejut, menggunakan gas air mata dan menembak ke udara, kata saksi mata.

Pemimpin Junta Jenderal Min Aung Hlaing mengatakan pihak berwenang telah menggunakan kekuatan minimal untuk menangani protes.


Berlarian

Masih mengutip Reuters, polisi keluar pada Minggu pagi untuk mengambil posisi di lokasi demonstrasi utama di Yangon ketika pengunjuk rasa, banyak yang mengenakan alat pelindung, mulai berkumpul, kata saksi mata.

Mereka bergerak cepat untuk membubarkan kerumunan.

"Polisi turun dari mobil mereka dan mulai melemparkan granat kejut tanpa peringatan," kata Hayman May Hninsi, yang bersama sekelompok rekan guru di Yangon, dikutip dari Reuters, Minggu (28/02/2021).

"Mereka melarikan diri ke gedung terdekat."

"Beberapa guru terluka saat berlari," imbuhnya.

Dokter dan mahasiswa dengan jas lab putih melarikan diri ketika polisi melemparkan granat setrum di luar sekolah kedokteran di tempat lain di kota itu, berdasarkan tayangan video yang beredar.

Polisi di kota kedua Mandalay menembakkan senjata ke udara, menjebak staf medis yang memprotes di sebuah rumah sakit kota, kata seorang dokter di sana melalui telepon kepada Reuters.

Tindakan keras tersebut tampaknya mengindikasikan tekad militer untuk memaksakan otoritasnya dalam menghadapi pembangkangan yang meluas, tidak hanya di jalanan tetapi secara lebih luas, di bidang-bidang seperti pegawai negeri, pemerintahan kota, sektor pendidikan dan kesehatan, serta media.

Namun demikian, setidaknya tiga pengunjuk rasa telah tewas selama hari-hari kekacauan itu. Tentara mengatakan seorang polisi tewas dalam kerusuhan itu.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tolak Perintah Junta, 3 Polisi Myanmar Cari Suaka ke India

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular