Rawan Kecelakaan Kapal di Malaka, Ini Langkah Anak Buah Luhut

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
28 February 2021 11:51
Staf ahli Menteri Bidang Hukum Laut Okto Irianto/Dok Kemenko Marves
Foto: Staf ahli Menteri Bidang Hukum Laut Okto Irianto/Dok Kemenko Marves

Kemenko yang dipimpin oleh Menteri Luhut Binsar Pandjaitan ini menyatakan salah satu bentuk upaya meningkatkan keselamatan pelayaran khususnya di wilayah Selat Malaka dan Singapura adalah pelayanan lalu lintas kapal/VTS (Vessel Traffic Service).

Layanan VTS yang dilaksanakan oleh Kementerian Perhubungan dirancang untuk meningkatkan keselamatan kapal, efisiensi bernavigasi, dan perlindungan lingkungan, melalui pemantauan lalu lintas dan interaksi dengan kapal menggunakan sarana teknologi digital dan perangkat radio.

Mengenai hal ini, Direktur Kenavigasian Hengki Angkasawan yang mewakili Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan menjelaskan bahwa Indonesia tengah menyusun Kertas Informasi mengenai VTS Batam dan VTS Dumai untuk memperkenalkan secara resmi dua VTS Indonesia ini ke Organisasi Maritim Internasional/IMO.

Sebelumnya, fasilitas layanan VTS tersebut telah diperkenalkan ke Singapura dan Malaysia melalui Tripartite Technical Expert Group (TTEG) sejak tahun 2018.

Lebih jauh, perwakilan dari TNI AL menyampaikan bahwa operasi yang terus dijalankan TNI dan militer Malaysia, Singapura, dan Thailand sejak 2004 telah berhasil menurunkan gangguan keamanan di Selat Malaka dan Selat Singapura, termasuk maraknya kasus perompakan kapal yang sempat terjadi beberapa tahun sebelumnya.

Demi meningkatkan kesuksesan ini, TNI AL menyampaikan beberapa masukan langkah penting untuk memperkuat kerangka legal kerja sama serta sinergi di lapangan, baik dengan otoritas negara tetangga maupun antar instansi di Indonesia.

Pertemuan tersebut kemudian dilanjutkan dengan kunjungan kerja ke Vessel Traffic Service (VTS) Batam yang dipimpin oleh Asisten Deputi Bidang Navigasi dan Keselamatan Maritim Kemenko Marves Nanang Widiyatmojo "VTS Dumai dan VTS Batam punya lokasi strategis untuk memantau lalu lintas pelayaran di sepanjang Selat Malaka dan Selat Singapura.

Sarana prasarana dan sumber daya manusia di dua VTS ini harus terus ditingkatkan, sehingga dapat turut menjalankan fungsi keselamatan pelayaran internasional," ujarnya disela-sela kunjungan.

Sementara ini, Direktur Navigasi Pelayaran Kemenhub Hengki Angkasawan menambahkan, kewenangan mengawasi lalu lintas kapal yang melalui dua selat tersebut dipegang oleh tiga VTS yang dikelola Malaysia dan Singapura. Padahal, dalam sehari rata-rata ada 100-an kapal yang melintas di wilayah Batam.

Untuk memanfaatkan VTS Indonesia dalam keselamatan pelayaran, Asdep Nanang menegaskan, "Kemenko Marves akan mengawal percepatan usulan pemanfaatan VTS Batam dan VTS Dumai untuk pemantauan lalu lintas Selat Malaka dan Singapura ke Sidang Komite Keselamatan Maritim/MSC IMO di tahun 2022."

Bila usulan ini dapat diterima oleh IMO, lanjutnya, maka Indonesia dapat lebih memegang peranan dalam pengelolaan keselamatan di Selat Malaka dan Singapura.

Menurut Asdep Nanang, pelayaran internasional melalui Selat Malaka dan Selat Singapura adalah salah satu urat nadi utama perekonomian global. Selain meningkatkan keamanan dan keselamatan, pada masa mendatang diharapkan pelabuhan dan perusahaan-perusahaan bisa meningkatkan frekuensi dan kualitas pelayanan terhadap kapal.

"Kita tinjau kondisi yang ada, bagaimana Indonesia ke depan bisa lebih optimal memberikan layanan untuk pelayaran internasional," tutupnya.

(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular