Jadi Proyek Strategis Jokowi, Apa Kabar Train 3 LNG BP?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
25 February 2021 12:54
The logo of BP is seen at a petrol station in Kloten, Switzerland October 3, 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann/File Photo/File Photo
Foto: REUTERS/Arnd Wiegmann

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menargetkan proyek Train 3 Kilang gas alam cair (LNG) Tangguh, Papua Barat, yang dioperasikan BP Berau Ltd., unit usaha BP Indonesia, akan beroperasi pada akhir 2021.

Hal ini disampaikan Susana Kurniasih, Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas kepada CNBC Indonesia.

Menurutnya, meski masih ada keterbatasan pekerjaan di lapangan karena adanya pandemi Covid-19 ini, namun pihaknya dan operator yakni BP Berau Ltd. tetap berusaha mencapai target tersebut.

"Pandemi Covid-19 membuat batasan pekerjaan di lapangan, tetapi KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) tetap berusaha agar proyek dapat dilaksanakan onstream (beroperasi) pada akhir tahun 2021," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (25/02/2021).

Proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh ini termasuk ke dalam salah satu Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Peraturan Presiden No.109 tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Perpres No.3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang mulai berlaku pada 20 November 2020 lalu.

Susana mengatakan, berdasarkan data per 9 Februari 2021, perkembangan proyek Train 3 Kilang LNG Tangguh ini antara lain:

1. Onshore (proyek fasilitas di darat): 89,36%, di mana kemajuan konstruksi (Construction Permanent Progress) sebesar 76,02%.
2. Offshore (proyek fasilitas di lepas pantai): 99,19%.

Bila dibandingkan dengan data per September 2020 lalu, data tersebut terlihat ada perkembangan meski tipis.

Berdasarkan data SKK Migas yang dipaparkan di Komisi VII DPR RI, 30 September 2020 lalu, pekerjaan konstruksi di darat (onshore) dari Train 3 Kilang LNG Tangguh kini telah mencapai 88,05%, sesuai dengan rencana sekitar 88,19%.

Sementara untuk pekerjaan di laut (offshore) saat itu disebutkan mencapai 98,26%. Namun masih ada pekerjaan selanjutnya yaitu baseline in-line inspection (ILI) dan hook-up, dry preservation pipeline, serta integrasi dengan onshore.

Adapun kontraktor untuk EPC kilang (onshore) yaitu konsorsium CSTS yakni Chiyoda, Saipem, Tripatra, dan SuluhAdi. Sementara kontraktor untuk EPCI (offshore) fase 1 yaitu PT Saipem Indonesia.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat itu mengatakan bahwa saat awal pandemi Covid-19 pada April 2020, jumlah pekerja di lapangan diturunkan menjadi 6.300 orang dari biasanya 13.000 orang.

Bila Train 3 Kilang LNG Tangguh ini beroperasi pada akhir tahun ini, maka pada 2020 diperkirakan produksi LNG dari Kilang Tangguh ini akan naik 40 kargo menjadi 161 kargo LNG dari 120,1 kargo LNG pada 2021. Mulai 2023 dan seterusnya, produksi LNG akan meningkat lagi menjadi sekitar 180 kargo per tahun.

Rencana Pengembangan (Plan of Development/ POD) II Tangguh Train 3 telah disetujui pemerintah pada 29 November 2012, lalu pada 27 Januari 2014 telah disetujui AFE Front End-Engineering Design (FEED) LNG.

Sementara keputusan final investasi (Final Investment Decision/ FID) terjadi pada 1 Juli 2016, dan akhirnya mulai konstruksi (kick off EPC) pada 25 Agustus 2016.

Proyek ekspansi ini diperkirakan menghasilkan gas 700 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dan 3.000 barel minyak per hari. Produksi gas dari Train 3 Tangguh ini setara dengan 3,8 juta ton LNG per tahun (mtpa).

Saat ini BP telah mengoperasikan dua train dengan kapasitas masing-masing sebesar 3,8 mtpa. Bila train tiga ini beroperasi, maka total LNG yang dihasilkan mencapai 11,4 juta ton per tahun.

Adapun nilai investasi dari proyek ini yaitu US$ 8,9 miliar.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Terganggu di Q1, Kilang LNG Tangguh Setop Lagi di Mei

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular