Internasional

Fakta-fakta Kedubes RI Diserbu Pendemo Anti Kudeta Myanmar

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 February 2021 12:13
Keterangan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, 14 November 2020. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)
Foto: Keterangan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi di Istana Kepresidenan Bogor, 14 November 2020. (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

1. Pemberitaan Reuters

Masalah bermula pasca munculnya pemberitaan Reuters berjudul 'Exclusive: Indonesian plan calls for Southeast Asia to hold Myanmar junta to election pledge' pada Senin (22/2/2021). Dalam artikel yang ditulis jurnalis Tom Allard, disebut Indonesia tengah melobi ASEAN untuk menyetujui pemilu ulang di negeri Burma.

Dalam laporan eksklusifnya, ada tiga sumber yang dikutip media tersebut. Namun, meski menyetujui pemilu ulang yang dibuat junta, RI meminta pemilu harus dipastikan terselenggara dengan adil dan inklusif.

Dalam berita itu dituliskan bahwa dua pejabat senior Indonesia secara anonim mengatakan bahwa solusi yang dipimpin secara diplomatis harus fokus pada pencegahan pertumpahan darah. Ini akan membuat militer menghormati komitmennya untuk mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang.

Indonesia juga disebut meminta ASEAN untuk memfasilitasi dialog antara junta dan pengunjuk rasa. Kabarnya, proposal RI itu sudah mendapat dukungan beberapa negara ASEAN.

Pemberitaan tersebut juga terbit berbarengan dengan perjalanan dinas yang dilakukan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi ke beberapa negara ASEAN, salah satunya Brunei Darussalam.

2. Bantahan Kementerian Luar Negeri RI

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah buka suara soal isu yang beredar jika Indonesia diklaim mendukung junta militer Myanmar.

"Apa yang dituliskan (Reuters) sebagai salah satu plan of action, dalam kesempatan ini saya secara tegas membantah adanya satu plan of action," kata Teuku dalam perempuan daring pada Selasa (23/2/2021) sore.

"Faktanya sekarang Ibu Menlu sedang menyamakan persepsi, mengumpulkan pandangan dari menlu-menlu ASEAN lainnya, sebelum Special ASEAN Foreign Ministers Meeting dapat dilaksanakan," lanjutnya.

Teuku menekankan kalau artikel di Reuters yang menyebutkan Indonesia seakan-akan mendukung satu proses pemilu baru di Myanmar adalah tidak benar.

Menurut Teuku, sejak awal Indonesia berada pada posisi yang sama. Sedari awal adanya perkembangan politik di Myanmar, Indonesia sudah mengeluarkan satu statement yang sangat jelas, yakni RI sangat prihatin atas perkembangan politik di Myanmar.

Indonesia juga menghimbau Myanmar dapat penggunaan prinsip-prinsip yang terkandung dalam piagam ASEAN, diantaranya komitmen pada hukum, kepemerintahan yang baik, prinsip-prinsip demokrasi, dan pemerintahan yang konstitusional.

Selain itu, kata Teuku, Indonesia juga mendesak semua pihak di Myanmar untuk menahan diri dan mengedepankan pendekatan dialog dalam mencari jalan keluar dari berbagai permasalahan yang ada, sehingga tidak semakin memperburuk situasi di Myanmar.

"Jadi yang ingin kami garis bawahi, setelah kita mengeluarkan statement pasca terjadinya perkembangan politik di Myanmar, posisi nasional Indonesia tidak berubah, tidak ada satu perubahan atau pergeseran posisi apapun," tambahnya.

3. Menlu Retno Batal Berkunjung ke Myanmar

Rencana Retno berkunjung ke Myanmar untuk melakukan pembicaraan mengenai konsolidasi pun batal dilakukan.

"Dengan melihat berbagai perkembangan yang ada saat ini dan setelah berkonsultasi dengan sejumlah negara ASEAN lainnya, saat ini bukan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan ke Myanmar," kata Teuku dalam konferensi pers daring pada Rabu (24/2/2021).

Kemlu RI awalnya sempat membuka opsi melakukan kunjungan ke ibu kota Naypyidaw, Myanmar untuk mencari solusi di tingkat kawasan ASEAN. Rencana ini disusun dengan mempertimbangkan perkembangan situasi di Myanmar. Namun, situasi yang tidak dapat diprediksi tersebut mengurungkan niat Indonesia berkunjung ke sana.

"Indonesia terus berkomitmen untuk berkontribusi. Indonesia juga berkomitmen untuk terus berkomunikasi dengan semua pihak di Myanmar," lanjut Teuku.

"Indonesia akan terus melakukan konsultasi dengan negara ASEAN lainnya mengenai setiap perkembangan yang ada."

Jika Indonesia tidak membatalkan kunjungan, Retno akan menjadi utusan asing pertama yang mendarat di negara itu sejak kudeta 1 Februari. Sejak awal, Indonesia aktif melobi negara-negara tetangga untuk membantu menengahi Myanmar krisis melalui ASEAN.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular