
Selain Covid, WHO Warning Ancaman Mematikan Disease X & Nipah

Jakarta, CNBC Indonesia - Umat manusia terus diperingatkan soal kemunculan virus mematikan baru. Setelah Covid-19, ada juga yang bernama Disease X hingga Virus Nipah.
Penyakit yang ditakuti para ilmuwan dan pakar kesehatan masyarakat ini dapat menyebabkan penyakit serius di seluruh dunia.
"Di seluruh dunia, jumlah patogen potensial sangat besar, sementara sumber daya untuk penelitian penyakit terbatas," sebut WHO.
Ancaman tersebut mulanya diungkapkan para ilmuwan, diwaspadai menjadi pandemi berikutnya. WHO memasukkan sejumlah penyakit ke dalam daftar darurat kesehatan masyarakat. Artinya, diprioritaskan dalam penanganan dan terus dipantau.
Berikut penyakit yang diwaspadai menjadi ancaman baru hingga masuk daftar WHO soal darurat kesehatan masyarakat.
Halaman Selanjutnya >> Disease X
Disease X adalah nama placeholder yang diadopsi oleh Organisasi Kesehatan Dunia tiga tahun lalu, mewakili patogen hipotesis yang belum diketahui tetapi dapat menyebabkan epidemi di masa depan.
Mark Woolhouse, profesor epidemiologi penyakit menular di Universitas Edinburgh, mengatakan bahwa pada 2017, dia dan rekan-rekannya meminta WHO untuk menambahkan Disease X ke dalam daftar darurat kesehatan masyarakat.
Virus baru yang potensial ini dapat disebabkan oleh penyakit "zoonosis" yaitu ketika infeksi berpindah dari hewan ke manusia.
WHO mengatakan bahwa 'epidemi internasional yang serius' dapat disebabkan oleh patogen yang saat ini tidak diketahui penyebab penyakit pada manusia.
Halaman Selanjutnya >> Virus Nipah
Para ilmuwan mengkhawatirkan dampak dari virus Nipah yang bisa memicu pembengkakan otak. Virus Nipah juga diketahui memiliki tingkat kematian hingga 75 persen, berpotensi menjadi pandemi berikutnya.
Selain pembengkakan otak, gejala lain yang ditemukan adalah muntah dan kejang. Virus Nipah pertama kali dilaporkan di Malaysia pada 1999, penularan pertama kali di manusia terjadi dari babi ke peternak setempat.
Beberapa orang yang mengidap virus Nipah juga bisa mengalami pneumonia dan masalah pernapasan yang parah, termasuk gangguan pernapasan akut.
Ensefalitis dan kejang terjadi pada kasus yang parah, kondisi ini kemudian semakin memburuk hingga bisa menyebabkan koma dalam waktu 24 hingga 48 jam. Tingkat kematian Nipah berkisar antara 40 hingga 75 persen, jauh lebih tinggi daripada tingkat kematian akibat COVID-19, menurut WHO.
Berita Selengkapnya >> 7 Ancaman Berbahaya Selain COVID-19, dari Disease X hingga Virus Nipah
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Mutan Baru' Corona Inggris Sudah Menyebar di 60 Negara