Fakta Vaksin Nusantara Terawan, Awalnya Bernama Joglosemar!

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
22 February 2021 13:46
Infografis: 107 Juta Warga +62 Bakal Disuntik Vaksin Covid & Rinciannya
Foto: Infografis/107 Juta Warga 62 Bakal Disuntik Vaksin Covid & Rinciannya/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tengah menelusuri Vaksin Nusantara AntiCovid-19 yang diinisiasi dan dikembangkan oleh eks Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Vaksin nusantara ini menjadi bahan perbincangan lantaran berbasis sel dendritik, pengerjaan vaksin yang dianggap rumit, serta harga yang relatif dibandingkan yang lainnya oleh para peneliti.

Lantas, seperti apa Vaksin Nusantara? Berikut fakta seputar Vaksin Nusantara :

1. Mulanya Bernama Vaksin Joglosemar

Vaksin Nusantara digarap oleh PT Rama Emerald Multi Sukses. Humas Rama Pharma menyebut, teknologi dendritik didapat dari kerjasama dengan AIVITA Biomedical Inc. asal California, AS.

Namun, produksi dan distribusinya dilakukan secara independen mengandalkan alat dan bahan yang dipasok sendiri.

Adapun penelitian Vaksin Nusantara dilakukan oleh peneliti dari RSUP dr Kariadi Semarang, Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Sebelas Maret (UNS), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Menelisik ke belakang, vaksin yang berbasis sel dendritik sejatinya pernah muncul pada Desember 2020 lalu dengan nama Joglosemar. Vaksin dengan sel yang sama, kini diberi nama Nusantara.

2. Vaksin Diprakasai Terawan Agus Putranto

Saat muncul dengan nama Joglosemar, Terawan Agus Putranto yang kala itu masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan mendukung penuh. Kini, vaksin bahkan mendapatkan dukungan dari Kementerian Kesehatan

Beberapa waktu lalu, otoritas kesehatan ikut membiayai uji klinis fase pertama. Namun, Kementerian Kesehatan tak merinci seberapa besar dana yang dikucurkan untuk peneliitian vaksin.

Halaman Selanjutnya >>> Fakta Seputar Vaksin Nusantara

3. Berbasis Sel Dendritik

Sel dendritik sendiri merupakan komponen sel imun yang dikembangbiakan di luar tubuh manusia, dan dijadikan vaksin Covid-19 dengan pembentukan antibodi.

Vaksin Nusantara diklaim efektif untuk segala usia mulai dari anak-anak, lansia, hingga orang dengan penyakit komorbid dan bersifat individual.

Anggota Tim Uji Kllinis Vaksin Nusantara Jajang Edi Prayitno mengatakan vaksin nusantara memiliki antibodi atau daya kekebalan tubuh yang mampu bertahan hingga seumur hidup. Nantinya vaksin akan bekerja dalam membentuk kekebalan seluler pada sel limfosit T.

Jajang menjelaskan, cara kerja vaksin ini dibangun dari sel dendritik autolog atau komponen dari sel darah putih, yang kemudian dipaparkan dengan antigen dari Sars-Cov-2.

"Vaksin punya dokter Terawan ini dendritik bersifat T-cells, berarti sekali suntik berlaku seumur hidup. Sehingga secara pembiayaan pun lebih menguntungkan dan tidak menguras devisa negara, karena ini diproduksi dalam negeri," kata Jajang.


4. Vaksin Nusantara Telah Masuk Uji Klinis Tahap I

"Kami baru menerima hasil uji klinis Fase 1-nya, jadi masih dievaluasi oleh timnya direktur registrasi dari BPOM dengan tim ahli untuk kelayakan apakah bisa segera kita keluarkan protokol untuk uji Fase 2-nya," ujar Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito

5. Panen Kritik

Sejumlah peneliti menilai, penggunaan sel dendritik untuk vaksin COVID-19 dinilai terlalu rumit. Salah satunya, oleh ahli penyakit tropik dan infeksi dari Universitas Indonesia (UI) dr Erni Juwita Nelwan SpPD.

"Kalau kita membuat dendritik sel ini sebagai basic untuk kemudian bisa menjadikannya sebagai vaksin saya rasa secara keilmuan ini akan sangat luar biasa sulit dan mungkin bisa jadi mahal. Itu dari sisi manufacturingnya, pembuatanya," ujarnya.

Dalam klaimnya, vaksin Nusantara disebut bisa membentuk antibodi seumur hidup. Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menyebutkan, hingga kini belum ada vaksin COVID-19 yang terbukti bisa melakukan hal tersebut.

Apalagi, vaksin Nusantara ini belum melalui uji klinis Fase 2 dan 3.

"Vaksin Nusantara diklaim menciptakan antibodi seumur hidup. Mana buktinya?" ujarnya lewat akun Twitter @ProfesorZubairi, dikutip atas izin yang bersangkutan


(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LBM Eijkman Soal Keampuhan Vaksin Nusantara dr. Terawan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular