RI Merdeka Covid di 17 Agutus 2021? Ini Tanggapan Dokter Paru

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
19 February 2021 17:45
Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan berusia lanjut saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/2/2021). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai vaksinasi tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin tersebut untuk lansia. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Petugas menyuntikkan vaksin COVID-19 produksi Sinovac kepada tenaga kesehatan berusia lanjut saat kegiatan vaksinasi massal dosis pertama di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta, Senin (8/2/2021). Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memulai vaksinasi tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan vaksin tersebut untuk lansia. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menargetkan dapat mengendalikan pandemi Covid-19 pada 17 Agustus 2021 atau saat peringatan proklamasi HUT ke-76 kemerdekaan RI. Hal ini sebelumnya disampaikan oleh Ketua Satgas Doni Monardo dengan beberapa indikator yang ada seperti kasus positif, kasus aktif, kesembuhan dan kematian.

Menanggapi hal ini Ketua Kelompok Kerja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPI), dr. Erlina Burhan mengatakan bisa atau tidaknya Indonesia bebas Covid-19 di peringatan kemerdekaan adalah seberapa cepat vaksinasi bisa berjalan. Dengan tenggat waktu 6 bulan lagi maka menurutnya pemerintah harus lebih 'out of the box' dalam penanganan Covid-19.

"Jadi melakukan berbagai cara yang masif terintegrasi dan sangat cepat, memiliki regulasi yang mudah dan yang tidak menyulitkan, serta harus didukung banyak sektor bukan hanya sektor kesehatan untuk memastikan pengadaan vaksin itu cukup," kata Erlina, Jumat (19/02/2021).

Dia menambahkan jika satu orang membutuhkan 2 dosis vaksin, dengan sasaran 181 juta penduduk untuk vaksinasi maka dibutuhkan hampir 400 juta dosis. Erline mengatakan jika pemerintah bisa menyediakan 400 juta dosis hingga Agustus maka bisa saja target tersebut tercapai.

Akan tetapi nyatanya pengadaan vaksin tidak bisa dilakukan sekaligus, dan harus secara bertahap termasuk distribusi ke daerah.

"Kalau semua sudah siap dan 181 juta penduduk bersedia divaksin, vaksinatornya ada, semua fasilitas lengkap tetapi vaksinnya tidak ada kan tidak mungkin dilakukan," ujarnya.

Dia mengatakan dalam progam vaksinasi masih diperlukan berbagai penyempurnaan dari sisi distribusi dan pendataan. Untuk pendataan dari semula registrasi digital namun tetap harus dilakukan manual, dan menjadi masalah di awal program.

"Masalah dengan tidak lancarnya data ini ada di awal, ada kebijakan pemerintah kalau itu vaksiansi di inditusi tmpt dia kerja bisa dibantu secara manual. Ini sesuatu yang baru, vaksinasai serentak masal untuk orang dewasa. Kita learning by doing dengan ada perbaikan di tengah masalah kontraindikasi target perubahan vaksin ada perubahan juga," kata dia.

"Selalu ada perbaikan ini dilakukan untuk akses yang seluas-luasnya agar banyak orang divaksin," tambah Erlina.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Warning Doni: Walau di Rumah, Harus Taat Protokol Kesehatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular