Bikin Warga Tuban Jadi Miliuner, Ini Proyek Pertamina Rp210 T

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
19 February 2021 11:22
Warga ramai-ramai membeli mobil baru usai terima uang ganti rugi lahan kilang minyak Desa Sumurgeneng, Kec. Jenu, Kab. Tuban Jawa Timur. (Instagram)
Foto: Warga ramai-ramai membeli mobil baru usai terima uang ganti rugi lahan kilang minyak Desa Sumurgeneng, Kec. Jenu, Kab. Tuban Jawa Timur. (Instagram)

Media sosial dihebohkan dengan beredarnya tayangan video yang menunjukkan sejumlah mobil baru tiba di Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Menjadi tak biasa karena dalam unggahan video yang ditayangkan dalam akun Instagram @undercover.id tersebut menyebutkan bahwa warga desa memborong mobil baru usai terima ganti rugi lahan kilang minyak.

"Warga ramai-ramai membeli mobil baru usai terima uang ganti rugi lahan kilang minyak Desa Sumurgeneng, Kec.Jenu, Kab.Tuban Jawa Timur," demikian isi unggahan dalam akun Instagram @undercover.id, yang ditayangkan hari ini, Selasa (16/02/2021).

Dalam video tersebut tampak mobil polisi yang turut mengawal datangnya sejumlah mobil baru tersebut.

"Satu desa borong mobil. mantap..!!" begitu tulisan dalam video tersebut.

Mengutip detikcom, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto, membenarkan peristiwa tersebut. Menurutnya, warga beramai-ramai memborong mobil baru usai menerima uang ganti rugi pembebasan lahan untuk pembangunan kilang minyak, dari Pertamina dan Rosneft, perusahaan asal Rusia.

Tanah warga dibayar dengan harga Rp 600 ribu sampai Rp 800 ribu per meternya. Ia menambahkan, uang yang diterima warga terbilang banyak, sehingga mereka memutuskan membeli mobil, yang bisa digunakan untuk sehari-hari.

"Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil baru yang datang. Terakhir kemarin ada 17 mobil baru," kata Gihanto saat dihubungi detikcom, Selasa kemarin (16/2/2021).

Menurutnya, rata-rata warga mendapatkan uang ganti rugi pembebasan lahan oleh Pertamina Rp 8 miliar. Lalu, ada warga dengan kepemilikan lahan 4 hektare yang menerima Rp 26 miliar.

"Ada juga warga Surabaya yang memiliki lahan di sini mendapat Rp 28 miliar," imbuh Gihanto.

Adapun salah satu warga yang menerima uang ganti rugi lahan tersebut bernama Siti Nurul Hidayatin. Dikutip dari CNNIndonesia, usai video itu viral di media sosial, rumah Nurul ramai didatangi tamu hingga media massa.

Nurul pun mengisahkan awal mula dirinya menerima uang ganti rugi tersebut kepada CNNIndonesia. Nurul bercerita PT Pertamina (Persero) menawarkan pembelian tanah warga karena lahan akan dibangun proyek kilang minyak dan petrokimia pada Januari 2020 lalu.

Awalnya, tawaran Pertamina tersebut tak disambut positif oleh para warga. Pasalnya, studi banding yang dilakukan oleh Pertamina dan masyarakat, tanah dinyatakan seharga Rp 1 juta per meter. Namun, Pertamina menawarkan di harga lebih rendah, yakni dengan rentang Rp 600 ribu-Rp 800 ribu, tergantung daerah dan jenis tanah yang dimiliki.

Namun, secara perlahan warga desa mulai luluh. Pasalnya, menurut Nurul, warga merasa sayang jika tak menjual tanah kepada Pertamina karena harga tanah di Desa Sumurgeneng ditaksir tidak semahal itu.

"Orang-orang desa itu ya paham kalau kita berhubungan dengan pemerintah mesti kalah tapi pengen dikasih harga lebih. Studi banding menunjukkan harga Rp1 juta per meter kok," jelasnya.

Ia sendiri menjual 2,7 hektare lahan miliknya dengan harga per meter bervariasi dari Rp 680 ribu-Rp 780 ribu. Dari hasil penjualan itu, ia membeli lahan di daerah lain untuk bertani. Lantas, sisa uang dibelanjakan tiga mobil dari Toyota Innova, Honda HR-V, hingga Mitsubishi L-300. D

"Dua untuk dipakai pribadi, satu untuk mengangkut hasil panen," kisahnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular