Dana SWF Bakal Masuk Proyek Tol, Apa Saja Proyeknya?

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
17 February 2021 14:23
Presiden Joko Widodo meresmikan jalan Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo) sepanjang 36,27 Km, di depan gerbang tol Warugunung, Jawa Timur, Selasa  (19/12/2017). Tol Sumo terhubung dengan Tol Mojokerto-Kertosono (Moker) yang telah beroperasi sebelumnya, sehingga total Surabaya - Jombang - Kertosono 76 km dapat ditempuh hanya sekitar 1 jam saja, atau 2 jam lebih cepat dari jarak waktu yang harus ditempuh sebelumnya.

Foto udara ruas Tol Surabaya-Mojokerto (Sumo), Jawa Timur. Tarif Tol Sumo ditetapkan  berdasarkan Kepmen PUPR No.916 tahun 2017 sebesar Rp 1.050 per km untuk tarif golongan I atau Rp 38 ribu untuk jarak terjauh. 

Tol Sumo menambah panjang ruas tol di Jawa Timur menjadi 199 Km. Tambahan ruas tol ini merupakan bagian dari ruas tol Trans Jawa (Merak-Banyuwangi) sepanjang 1.167 Km yang ditargetkan tersambung keseluruhan pada akhir tahun 2019. Sementara jalur Merak - Surabaya sendiri ditargetkan rampung pada akhir 2018.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek infrastruktur tol menjadi salah satu sasaran utama yang akan dibiayai oleh Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia atau Indonesia Investment Authority (INA). CEO INA Ridha DM Wirakusumah menyebut akan ingin bekerja sama dengan BUMN terkait pembiayaan tol.

"Kami ingin bekerja sama dengan BUMN kalau ada investor masuk, investor itu kan menyertakan modal, mereka kan pemilik nantinya akan jadi. Sama awalnya dengan Waskita Karya," kata Ridha di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/2/2021).

Sebelumnya Waskita Karya ingin mendivestasikan atau pelepasan saham kepada pihak swasta di tahun ini. Yakni ruas Medan - Kualanamu, Tebing Tinggi, Kuala Tanjung - Tebing Tinggi - Parapat, Cibitung - Cilincing, Cinere - Serpong, Bogor - Ciawi - Sukabumi, Depok - Antasari, Pemalang - Batang, Batang - Semarang dan Krian - Legundi - Bunder Manyar. Kesembilan tol ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 11 triliun.

Dikonfirmasi kepada Corporate Secretary PT Waskita Toll Road, Alex Siwu menjelaskan rencana divestasi 9 ruas tol telah dilakukan prosesnya dengan beberapa opsi.

"Di antaranya divestasi kepada investor strategis dan instrumen modal, melalui SWF juga merupakan opsi bagi kami untuk divestasi dan/atau pendanaan," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (17/2/2021).

Dari kesembilan ruas tol itu Alex mengaku sudah ada peminatnya baik dari investor lokal maupun asing. Tapi detail kepada siapa peminatnya dan ruas mana belum bisa diberikan infomasinya untuk saat ini.

Dana dari SWF juga akan dimanfaatkan oleh terkait pembiayaan tol Trans Sumatera yang kekurangan modal negara sebesar Rp 60 triliun. PT Hutama Karya (Persero) Tbk juga mempertimbangkan dana memanfaatkan dana dari Indonesia Investment Authority.

"Alternatif pendanaan itu bisa SWF, bisa utang luar negeri atau bisa skema lainya," kata Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan, mengutip CNN Indonesia (28/1).

Pembangunan jalan tol Trans Sumatera dilakukan sampai 3 fase. Deputi Investasi & Pertambangan Kemenko Marves Septian Hario Seto menjelaskan untuk fase yang dikerjakan sekarang adalah tahap I yang masih konstruksi untuk tujuh ruas. Pembangunan ruas tol yang sedang konstruksi saat ini menjadi prioritas.

"Kalau tidak salah dari Kemenkeu kebutuhan pendanaan Insya Allah sudah oke, memang lagi proses di APBN kami tunggu saja kalau tahap I kita nggak banyak isunya," katanya

Di 2021 Hutama Karya akan menerima tambahan PMN sebesar Rp 6,2 triliun yang sudah dianggarkan oleh pemerintah dalam RAPBN 2021. Perusahaan juga sedang mengajukan tambahan PMN sebesar Rp 19 triliun kepada Pemerintah.

SWF ke Mitra Operator Tol

CEO Toll Road Business Group Astra Infra, Kris Ade Sudiyono, menjelaskan kerja sama yang dilakukan bisa dilakukan dalam beberapa level. SWF sendiri memberikan fasilitas fund (permodalan) baik dari master fund sampai tematik fund yang bisa masuk ke aset-aset tertentu.

"Kerja sama yang dilakukan bisa dengan join investment, kami posisikan sebagai investor lalu berpartner dengan SWF untuk masuk aset tertentu maupun dalam hal penyiapan aset," katanya kepada CNBC Indonesia dalam program Closing Bell, Kamis (4/2/2021).

Kedua bisa dilakukan dengan masuk dengan cara kerja sama sebagai operator. Kris menjelaskan dalam perspektifnya SWF bisa memanfaatkan operator toll sebagai mitra karena sudah memiliki kemampuan. Melihat SWF ini didominasi oleh investor finansial pastinya akan membutuhkan local partner untuk mengoperasi aset yang dimiliki SWF nantinya.

"Lalu ruang kebutuhan dana pembangunan infrastruktur juga cukup besar tentu tidak bisa dilakukan oleh party demi party ini haru bersama-sama, dengan kerjasama sebagai investment partner juga membuat kekuatan menggalang dana semakin kuat," tuturnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Investor Asing Siap Investasi Rp 84 T di RI Via SWF

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular