PLTS Bakal Jadi Raja Energi Dunia, Simak Faktanya

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
16 February 2021 14:23
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (CNBC Indonesia/ Andrean Krtistianto)

Berdasarkan data BP Statictical Review, total produksi listrik dari PLTS di dunia hingga 2019 mencapai 724,1 TWh, naik 24,3% dibandingkan 2018 yang sebesar 528,8 TWh. Jumlah ini meningkat pesat bila dibandingkan pada 2008 yang hanya memproduksi 12,6 TWh.

Adapun negara paling besar yang menghasilkan listrik dari tenaga surya ini yaitu negara-negara maju yang tergabung dalam OECD yakni mencapai 387,2 TWh pada 2019, lalu non-OECD 336,9 TWh, dan Uni Eropa 138,4 TWh.

Sementara bila dilihat per negara, negara yang memproduksi listrik dari PLTS terbesar yaitu China, yakni mencapai 223,8 TWh pada 2019, naik dari 176,9 TWh pada 2018. Perkembangan PLTS di China bisa dikatakan paling pesat, karena pada 10 tahun sebelumnya, yakni pada 2008 China baru memproduksi listrik dari PLTS hanya sebesar 0,2 TWh.

Pertumbuhan PLTS di China terus koonsisten dan terlihat mulai tumbuh signifikan sejak 2015. Pada 2015 produksi listrik dari PLTS di China sebesar 39,5 TWh, lalu naik jadi 66,5 TWh pada 2016, 117,8 TWh pada 2017, 176,9 TWh pada 2018 dan 223,8 TWh pada 2019 lalu.

Menyusul China, posisi kedua negara dengan produksi listrik PLTS terbesar yaitu Amerika Serikat yakni 108,4 TWh, naik 15% dari 2018 yang sebesar 94,3 TWh. Pada 2008, produksi listrik dari PLTS di AS bisa dikatakan lebih besar dari China yakni 1,6 TWh. Sama seperti China, produksi surya di AS ini konsisten meningkat dan mulai terlihat tumbuh pesat pada 2015 dengan produksi 39,4 TWh, lalu 55,4 TWh pada 2016, 78,1 TWh pada 2017, 94,3 TWh pada 2018, dan 108,4 TWh pada 2019.

Sementara posisi ketiga diduduki oleh Jepang yakni dengan kapasitas 75,3 TWh pada 2019, naik 14% dibandingkan 2018 yang sebesar 66,1 TWh. Pada 2008 Jepang sudah memproduksi 2,3 TWh energi surya, namun pertumbuhannya tidak sepesat AS dan China.

Sedangkan di Uni Eropa, produsen energi surya terbesar yaitu Jerman dengan jumlah 47,5 TWh, naik tipis 3,7% dibandingkan 2018 yang memproduksi 45,8 TWh. Jerman bisa dikatakan paling besar memproduksi listrik dari PLTS pada satu dekade yang lalu, yakni 4,4 TWh pada 2008.

Adapun produksi listrik dari PLTS di Indonesia, menurut data BP Statistical Review ini, pada 2019 hanya 0,1 TWh.

Berdasarkan data Kementerian ESDM, hingga 2020 telah terpasang 153,5 Mega Watt (MW) PLTS di dalam negeri. Sedangkan potensi energi surya di Indonesia bisa mencapai 207,8 Giga Watt (GW).

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular