Waspada yah Gaes! Kasus Covid-19 di RI Sudah Tembus 1,2 Juta

Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
12 February 2021 16:36
Unit Kristen TPU Tegal Alur, Jakarta Barat masih melayani pemakaman jenazah pasien Covid-19, Senin (1/2/2021). Sisah lahan yang tersedia untuk jenazah pasien Covid-19 di unit Kristen sudah sangat terbatas. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Administrator unit Kristen TPU Tegal Alur Haris Fadillah menjelaskan
Foto: Pemakaman Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah 4 hari berturut-turut melandai, kasus Covid-19 kembali meningkat pada hari ini Jumat (12/2/2021). Hal ini seiring dengan peringatan Kemenkes bahwa ada potensi data kasus akan meledak sebentar lagi.

Data Kementerian kesehatan pada hari ini hingga pukul 12.00 WIB menunjukan bahwa terdapat penambahan hampir 10.000 kasus baru, tepatnya 9.869 kasus. Pertambahan ini membuat total kasus konfirmasi positif di RI menembus 1,2 juta orang.

Kasus baru tersebut ditemukan dari 35.404 orang yang selesai menjalani pemeriksaan pada hari ini yang sama. Hal ini mencerminkan bahwa dari setiap 4 tes yang dilakukan ditemukan 1 kasus positif. Sebelumnya, selama 4 hari beruntun kasus baru Covid-19 harian di angka 8.000-an.

Sementara itu, kasus kesembuhan bertambah lebih banyak, yakni 11.000 orang dalam sehari. Totalnya 1 juta penyintas Covid-19 di Indonesia.

Adapun kasus kematian bertambah 275 orang sehingga total menjadi 32.656 orang. Dengan data tersebut, maka kasus aktif pada hari ini sebesar 165.086 orang, menurun dibandingkan dengan kemarin sebesar 166.492 orang.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan akan menggunakan Rapid Diagnostic Test Antigen akan digunakan untuk Pemeriksaan COVID-19 terutama di daerah yang memiliki keterbatasan akses laboratorium RT-PCR. Penggunaan rapid test antigen ini juga akan dilakukan pada 98 kabupaten/kota yang menerapkan PPKM dengan jumlah kasus yang tinggi.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan menggunakan tes antigen untuk epidemiologi nantinya dapat berpengaruh pada catatan peningkatan kasus. Pasalnya, tes antigen bisa dilakukan secara cepat dan lebih masif dibandingkan RT-PCR, karena jumlahnya terbatas.

Nantinya akan diumumkan bersama dengan kasus aktif dari RT-PCR, sehingga kemungkinan jumlah kasus akan melonjak tajam.

"Kami ingin menyampaikan lebih awal agar masyarakat memahami mengapa penambahan kasus terjadi saat kita melakukan akselerasi testing, dengan memperbanyak tes epidemiologi kita akan semakin banyak menangkap kasus positif yang tidak ada gejala sama sekali. Masyarakat diharapkan menyikapi dengan baik artinya meningkatkan kewaspadaan dan disiplin protokol kesehatan," jelas Nadia, Rabu (10/02/2021).

Adanya penguatan dari sisi testing, tracing, dan treatment 3T diharapkan dapat memutus rantai penularan. Dia menegaskan antigen ini tidak dipungut biaya karena untuk pemeriksaan epidemiologi bukan untuk pelaku perjalanan.

"Kalau untuk pelaku perjalanan sudah jelas harus dilakukan secara mandiri," ujarnya,

Nantinya juga akan ada pelaporan penggunaan sehingga harus bisa memonitor jumlahnya untuk kasus suspek maupun kontak. Dia memperkirakan dengan penguatan antigen akan ada peningkatan kasus tanpa gejala dan gejala ringan, dengan begitu dapat mempercepat penanganan pandemi ini.

"Kalau bisa deteksi lebih dini, isolasi dini sebenarnya RS tidak terlalu berat untuk menangani kasus berat tp ttp diantisipasi 30-40% terjadi peningkatan kasus dan ini akan banyak kasus OTG atau gejala ringan jd penguatan isolasi mandiri atau terpusat," kata Nadia.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular