Internasional

Laut China Selatan Hari ini: AS 'Jiper' Sama Kekuatan China?

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 February 2021 17:19
In this photo provided by U.S. Navy, the USS Ronald Reagan (CVN 76, front) and USS Nimitz (CVN 68, rear) Carrier Strike Groups sail together in formation, in the South China Sea, Monday, July 6, 2020. China on Monday, July 6, accused the U.S. of flexing its military muscles in the South China Sea by conducting joint exercises with two U.S. aircraft carrier groups in the strategic waterway.(Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)
Foto: Kapal Induk AS di Laut China Selatan (Mass Communication Specialist 3rd Class Jason Tarleton/U.S. Navy via AP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kapal indukĀ Amerika Serikat (AS) USS Nimitz dikabarkan sempat mendekati sebuah pulau buatan China yang dijadikan markas militer di Laut China Selatan.

Dalam pendekatan itu, angkatan laut AS telah melihat penongkatan kemampuan China selama beberapa bulan terakhir

"Kami melihat jumlah pesawat yang lebih banyak, jumlah kapal yang lebih banyak tersedia untuk militer China digunakan setiap hari. Jadi kapasitasnya telah meningkat dengan jelas," kata pimpinan USS Nimitz Laksamana Muda James Kirk kepada sekelompok wartawan melalui sambungan telepon saat kapal tersebut kembali ke pantai barat AS.

USS Nimitz dan satu kapal induk lainnya USS Theodore Roosevelt sempat melakukan latihan bersama di wilayah lautan yang kaya akan hasil alam itu beberapa waktu lalu.



Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan USS Theodore Roosevelt, dan Kirk menekankan dalam pernyataan bersama bahwa latihan itu tidak ditujukan ke negara mana pun. Tetapi Verissimo menolak saran di media pemerintah China latihan kapal induk hanya simbolis dan tidak memiliki tujuan militer praktis.

Presiden AS Joe Biden sendiri sebelumnya sempat mengklaim latihan itu dilakukan untuk menjalankan operasi "kebebasan navigasi" di perairan yang disengketakan itu untuk menahan ekspansi China di sana. LCS sendiri merupakan jalur dagang internasional yang sangat penting, dengan barang bernilai US$ 3 triliun melalui lautan itu setiap tahunnya.

Kegiatan yang diperintahkan Gedung Putih ini sempat ditentang China. Beijing mengatakan bahwa misi AS ini adalah misi yang sia-sia.

"Fakta menunjukkan bahwa menahan China adalah misi yang mustahil, dan hanya akan berakhir dengan menembak diri Anda sendiri," kata Juru Bicara Kementerian Pertahanan Wu Qian pada Kamis (28/1/2021) lalu.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-ramai AS & Sekutu 'Kepung' China di Laut China Selatan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular