Internasional

Presiden Ini Diduga Disogok Mafia Narkoba

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
11 February 2021 14:33
Juan Orlando Hernadez (Ist)
Foto: Juan Orlando Hernadez (Ist)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Honduras Juan Orlando Hernadez sedang menjadi sasaran investigasi kejaksaan Amerika Serikat (AS). Hal ini karena presiden itu telah dituduh berpartisipasi dalam perdagangan narkotika di negara itu.

Dalam dokumen yang diajukan Jumat (5/2/2021) malam di Distrik Selatan New York dalam kasus Geovanny Fuentes Ramirez, tersangka penyelundup narkoba Honduras, jaksa federal mengatakan Hernandez menjadi target penyelidikan bersama dengan "pejabat tinggi" lainnya.

Mereka tidak mengatakan secara spesifik tentang apa penyelidikan itu. Namun dalam pengajuan jaksa federal menuduh Hernandez, yang telah menjadi presiden sejak 2014, menggunakan kekuatan penegak hukum Honduras dan pejabat militer untuk melindungi pengedar narkoba.

"Menggunakan perdagangan narkoba untuk membantu menegakkan kekuasaan dan kendali di Honduras," tulis Reuters dikutip Kamis (11/2/2021).

Penyelidikan ini bukan yang pertama kali dilakukan. Sekitar tahun 2013, Administrasi Penegakan Narkoba AS mulai menyelidiki Hernandez dan lainnya untuk perdagangan narkoba dan pencucian uang.

Referensi ke Hernandez, yang disebut sebagai CC-4, sering muncul dalam pengajuan kasus perdagangan narkoba. Sebelumnya saudara presiden, Tony Hernandez, juga dijebloskan ke penjara karena ini.

Selain itu jaksa penuntut mengatakan bahwa Pemerintah Honduras absen dalam penyelidikan kasus ini. Jaksa juga menuduh pemerintah negeri Latin itu memberikan "catatan terbatas" dan tidak menghormati permintaan ekstradisi untuk calon saksi.

Sementara itu, dalam sebuah pernyataan di Twitter, kepresidenan mengatakan gagasan bahwa Hernandez mengambil uang narkoba dari Fuentes Ramirez atau memberikan perlindungan kepada para penyelundup adalah 100% palsu. "Tampaknya didasarkan pada kebohongan dari para penjahat yang mengaku balas dendam atau untuk mengurangi hukuman mereka," tulisnya.

Honduras adalah sekutu utama AS di wilayah tersebut. Hal ini menimbulkan kekhawatiran penyelidikan dapat mempersulit upaya pemerintahan Biden untuk menginvestasikan US$ 4 miliar (Rp 56 triliun) di Amerika Tengah, termasuk Honduras, untuk mengatasi gelombang migrasi ilegal ke wilayah AS.

Bulan lalu, ribuan warga Honduras bergabung dengan salah satu rombongan migran terbesar dengan harapan bisa mencapai AS. Motif dari migrasi besar-besaran ini adalah kekerasan yang merajalela, korupsi pemerintah, dan kemiskinan yang memburuk di negara asal mereka.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bak 'Pasukan Semut', Potret Ribuan Imigran Cari Suaka ke AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular