
KNKT Sebut Ada Isu Keselamatan yang Jadi Perhatian, Apa Itu?

Jakarta, CNBC Indonesia - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memberikan beberapa rekomendasi keselamatan kepada Sriwijaya Air. Beberapa ada yang sudah dijalankan, namun ada beberapa hal yang masih harus diperhatikan.
Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan KNKT telah menerima safety action tindakan keselamatan dalam rangka perbaikan atas safety issue yang ditemukan dalam kecelakaan jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh pada 9 Januari 2021 di perairan Kepulauan Seribu.
Safety Action yang dilakukan tersebut, kata Nurcahyo, sudah dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) dan pihak Sriwijaya Air. Namun masih ada isu keselamatan yang harus diwaspadai dalam dunia penerbangan.
"KNKT melihat bahwa tindakan keselamatan oleh pihak terkait telah sesuai dengan usaha untuk meningkatkan keselamatan, tapi masih terdapat isu keselamatan yang perlu menjadi perhatian," jelas Nurchayo dalam konferensi pers, Rabu (10/2/2021).
Kendati demikian, Nurcahyo tidak memerinci isu keselamatan penerbangan apa yang perlu menjadi perhatian. Yang jelas KNKT sudah menyampaikan rekomendasi awal untuk mereview hal-hal yang terkait dengan penyempurnaan regulasi.
KNKT juga telah memberikan rekomendasi terkait hal-hal untuk implementasi sesuai dengan ICAO Annex terbaru terkait pelatihan dan penentuan tahapan kondisi darurat pada pesawat udara.
Tindakan Keselamatan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Nurcahyo memerinci, pada 11 Januari sampai 3 Februari 2021, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (DJPU) telah melakukan pemeriksaan khusus terhadap seluruh pengoperasian pesawat Boeing 737 seri 300, 400, dan 500.
Pada 28 Januari, DJPU juga telah melakukan diskusi dengan Sriwijaya Air terkait pelaksanaan, pelatihan bidang pencegahan dan penanggulangan dalam kondisi upset prevention and recovery training atau disingkat UPRT.
Yang dimaksud kondisi UPRT adalah kondisi pesawat dalam posisi miring lebih dari 45 derajat atau hidung naik lebih dari 25 derajat, atau turun lebih dari 10 derajat.
"Atau pada kecepatan yang tidak wajar. Upset condition dan sedang dibahas pertemuan bagaimana pelatihan untuk pilot terkait pencegahan dan penanggulangan, prevention, dan recovery-nya," jelas Nurcahyo.
Kemudian pada 29 Januari dan 4 Februari DJPU telah melakukan pertemuan dengan operator pesawat udara atau maskapai, dalam hal ini Sriwijaya untuk membahas mengenai repetitive problem atau kerusakan yang berulang.
"Juga berpartisipasi dalam pertemuan ini organisasi perawatan pesawat atau bengkel perawatan pesawat udara," kata Nurcahyo melanjutkan.
Adapun yang dilakukan oleh Sriwijaya Air, berdasarkan laporan kepada KNKT juga telah melakukan beberapa perbaikan, termasuk rekomendasi dari DJPU.
Tindakan Keselamatan oleh Sriwijaya Air
Pada 18 Januari, Sriwijaya Air telah mengeluarkan surat edaran untuk mengingatkan kembali Maintenance Control Center dan teknisinya untuk penanganan problem yang berulang agar selalu dilakukan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
"Yaitu ketentuan yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Hubungan Udara atau (berdasarkan) manualnya petunjuk perusahaan atau company maintenance manual," jelas Nurcahyo.
Perbaikan yang diinstruksikan dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan yang berulang dimaksud adalah dengan menggunakan dan mengikuti petunjuk-petunjuk yang ada, seperti Aircraft Maintenance Manual, Fault Isolation Manual, dan Illustrated Part Catalogue.
Selain itu juga agar pengisian Aircraft Maintenance Log (AML) atau buku catatan perawatan pesawat dilakukan sesuai dengan prosedur seperti yang tertulis dalam Quality Procedure Manual (QPM).
Kemudian pada 20 Januari 2021, Sriwijaya Air juga mengeluarkan surat edaran kepada pilot untuk mengikuti panduan operating experience dan training aid.
"Ini buku-buku prosedur tentang bagaimana pilot mengoperasikan pesawat," jelas Nurcahyo.
Sriwijaya Air juga menginstruksikan kepada pilot agar melakukan active monitoring untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap posisi atau sikap dan sistem pesawat.
Serta agar pilot untuk meningkatkan pengawasan, dan meningkatkan kewaspadaan terhadap konfigurasi pesawat, posisi tuas pengatur tenaga mesin, mode flight control system, dan lain sebagainya.
Pada 28 Januari 2021, Sriwijaya Air juga telah melakukan training atau mengadakan bidang penanggulangan pesawat dalam kondisi upset prevention and recovery training dalam program Line Oriented Flight Training (LOFT).
"Ini (pelatihan) untuk pilot proficiency check (PPC) berikutnya atau sampai Juni 2021 ini akan diberikan training pelatihan upset prevention and recovery," jelas Nurcahyo.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengungkap Misteri CVR SJ 182 yang Belum Juga Ditemukan