
Kenaikan Produksi Migas RI Ada di Tangan Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut peningkatan produksi dan investasi hulu migas di Tanah Air akan sangat bergantung pada PT Pertamina (Persero).
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan peningkatan produksi migas di Indonesia akan bergantung pada strategi Pertamina, terutama setelah mengelola dan mengambil alih Blok Rokan dari Chevron Pacific Indonesia pada Agustus 2021 mendatang.
Setelah mengelola Blok Rokan, Pertamina akan menguasai sekitar 70% dari total produksi minyak nasional.
"Saat ini sebagian besar blok migas sudah berada di Pertamina, sehingga sangat tergantung strategi Pertamina, apakah akan agresif dalam berinvestasi di hulu migas di Indonesia," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (10/02/2021).
Berdasarkan data SKK Migas, produksi terangkut (lifting) minyak pada 2021 ditargetkan sebesar 705 ribu barel pr hari (bph), turun tipis dari realisasi 2020 sebesar 706 ribu bph dan lifting gas 5.638 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik dari capaian 2020 yang sebesar 5.461 MMSCFD.
Saat ini Pertamina berkontribusi terhadap 43% produksi minyak nasional dan 34% terhadap produksi gas nasional. Pertamina mengelola 41 wilayah kerja (blok) migas dari total 191 wilayah kerja migas di dalam negeri saat ini.
Bila Blok Rokan beralih ke Pertamina pada Agustus mendatang, maka Pertamina disebut akan menguasai sekitar 70% dari produksi minyak nasional.
Produksi minyak dari Blok Rokan pada 2021 ini diperkirakan sekitar 165 ribu barel per hari (bph). Berdasarkan data SKK Migas, hingga kuartal III 2020, produksi minyak terangkut di Blok Rokan ini mencapai sekitar 176.298 bph.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan tahun ini perseroan menargetkan investasi naik dua kali lipat menjadi US$ 10,7 miliar atau sekitar Rp 149,8 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per US$) dari US$ 5,2 miliar atau sekitar Rp 72,8 triliun pada 2020 lalu.
Dia mengatakan, peningkatan investasi tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya perseroan untuk meningkatkan produksi dan cadangan minyak dan gas bumi, sehingga pada akhirnya bisa berdampak pada pengurangan impor minyak nasional.
"Kita juga ada akuisisi sumur-sumur yang sudah berproduksi, baik dalam dan luar negeri untuk menambah cadangan hulu," tuturnya.
SKK Migas menargetkan investasi hulu migas pada tahun ini mencapai US$ 12,3 miliar, naik dari 2020 yang sebesar US$ 10,21 miliar.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Begini Strategi Pertamina Tingkatkan Produksi Blok Rokan
