Mengintip 'Setoran' RI di Bank Dunia Hingga IMF

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
08 February 2021 17:38
Gedung BUMN (Detikcom/Grandios Zafna)
Foto: Gedung BUMN (Detikcom/Grandios Zafna)

Sementara di sisi lain, Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, investasi permanen pemerintah selama 2010-2019 mencapai Rp 2.397,25 triliun. Ini diberikan kepada berbagai entitas BUMN hingga Lembaga Keuangan Internasional (LKI) selama satu dekade.

Ia menjelaskan, investasi permanen terbesar ada di BUMN milik negara. Di mana pada BUMN tercatat sebesar Rp 2.347,04 triliun, badan usaha lainnya Rp 27,56 triliun dan LKI Rp 22,6 triliun selama satu dekade.

Posisi investasi permanen di BUMN meningkat pesat dari tahun 2010 yang hanya Rp 523,29 triliun.

"Itu terbesar di BUMN baik BUMN ada di bawah kewenangan Kementerian BUMN maupun di bawah kewenangan Kementerian Keuangan," ujarnya

Adapun investasi permanen pada BUMN ini tidak hanya berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) yang tercatat di APBN, tetapi juga dari akumulasi laba dan revaluasi aset.

Melalui PMN sebesar Rp 170,27 triliun, laba yang diperoleh BUMN dan tidak dibagikan sebesar Rp 1.215,9 triliun, revaluasi aset Rp 813,72 triliun dan dividen yang dibagikan ke pemerintah Rp 376,14 triliun.

"Jadi dalam hal ini, 10 tahun terakhir, kita telah menerima sisi dividen sebanyak Rp 376 triliun dan lakukan PMN Rp 170,27 triliun, sedangkan laba ditahan sebabkan BUMN jadi lebih besar Rp 1.215 triliun," jelasnya.

Sedangkan untuk badan usaha lainnya yang tercatat Rp 27,56 triliun, meningkat dari Rp 3,97 triliun di tahun 2010 lalu. Ini berasal dari PMN Rp 16,2 triliun, laba Rp 9,05 triliun dan dividen Rp 1,66 triliun.

Selanjutnya, di LKI sebesar Rp 22,6 triliun terdiri dari PMN Rp 15,49 triliun dan selisih kurs Rp 9,86 triliun.

"Selisih kurs jika semakin menguat nilainya jadi lebih kecil kalau melemah nilainya jadi besar Rp 9,88 triliun," tegasnya.

(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular