
Konsumsi-Investasi-Ekspor Rontok, Ekonomi RI Jeblok

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mengalami pertumbuhan negatif 2,07%. Realisasi perekonomian ini terburuk sejak krisis moneter 1998.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, perekonomian pada tahun 2020 ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan 2019 yang tumbuh 5,02% atau berada di kisaran 5% selama 10 tahun terakhir. Hal tersebut wajar karena adanya pandemi Covid-19 yang menghantam perekonomian.
Bahkan, perekonomian yang tumbuh negatif selama 2020 ini cukup baik jika dibandingkan dengan negara lainnya. Di mana hampir semua negara terkontraksi dalam kecuali China dan Vietnam.
"Ini pertama kalinya PDB Indonesia kontraksi sejak 1998. Tapi Indonesia tidak sendiri, ada banyak negara yang perekonomiannya kontraksi," ujarnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (5/2/2021).
Menurutnya, perekonomian sepanjang 2020 minus karena semua sektor pendorong utama terkontraksi. Adapun sektor penopang utama perekonomian adalah konsumsi rumah tangga dan investasi.
Konsumsi rumah tangga sepajang 2020 tercatat -2,63% atau mengalami kontraksi cukup dalam dibandingkan dengan tahun 2019 yang tumbuh 5,04%. Penurunan konsumsi disebut karena penurunan mobilitas dan pergerakan perekonomian serta penurunan pendapatan masyarakat.
Kemudian investasi pada tahun lalu tercatat -4,95% atau terkontraksi dalam dibandingkan 2019 yang mampu tumbuh 4,45%. Ekspor dan impor juga mengalami kontraksi yang dalam. Ekspor tercatat -7,70% dan impor lebih dalam lagi kontraksinya yakni -14,71%.
Semua komponen dari sisi pengeluaran pembentuk PDB mengalami kontraksi diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yang membatasi mobilitas masyarakat.
"Semua komponen pengeluaran pembentuk PDB negatif kecuali konsumsi pemerintah. Jadi selama tahun 2020, konsumsi pemerintah satu-satunya komponen yang tumbuh," tegasnya.
Konsumsi Pemerintah sepanjang 2020 tercatat tumbuh 1,94%. Meski tumbuh namun lebih lambat dibandingkan tahun 2019 yang tercatat tumbuh 3,26%.
"Belanja pemerintah untuk barang masih dilakukan tapi melambat karena tidak ada belanja perjalanan dinas," jelasnya.
Sementara itu, perekonomian Indonesia pada kuartal IV tercatat -2,19% dibandingkan dengan kuartal IV 2019. Sedangkan dibandingkan dengan kuartal III-2020 kontraksi tipis -0,42%.
Komponen pengeluaran jika dilihat secara kuartalan juga hampir semuanya mengalami kontraksi. Yang tumbuh positif hanya konsumsi pemerintah.
Pembentuk PDB kuartal IV-2020 (yoy) tercatat:
Konsumsi Rumah Tangga: -3,61%
PMTB/Investasi -6,15%
Konsumsi Pemerintah 1,76
Ekspor -7,21%
Impor -13,52%
Pembentuk PDB 2020:
Konsumsi Rumah Tangga 2,63%
PMTB/Investasi -4,95%
Konsumsi Pemerintah 1,94%
Ekspor -7,70%
Impor -14,71%
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekonomi RI Kuartal III-2021 Tumbuh 3,51%
