
Usai Panas Kudeta Militer, Dubes RI Ungkap Kondisi Myanmar

Jakarta, CNBC Indonesia - Myanmar resmi dalam kendali pihak militer. Mereka menyatakan telah menguasai negara itu dan akan memerintah satu tahun ke depan. Tidak hanya itu, militer pun menahan aktivis demokrasi dan pemimpin tertinggi Myanmar Aung San Suu Kyi.
Melansir AFP, seorang penyiar di Myawady TV milik militer membuat pengumuman Senin (1/2/2021) pagi. Pengumuman tersebut menyusul kekhawatiran hari-hari tentang ancaman kudeta militer dan datang saat sesi Parlemen baru negara itu akan dimulai.
Menanggapi hal ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Yangon akhirnya buka suara. Duta Besar RI untuk Myanmar Iza Fadri menyatakan bahwa KBRI Yangon masih memantau perkembangan terbaru pascakudeta ini.
"Menurut hasil pemantauan sementara kita kondisi di Yangon kegiatan sehari-hari masih dapat dilakukan. Kemudian jaringan internet sudah berjalan normal. Memang tanggal satu kemarin jaringan internet mati sampai lima jam. Dan lalu lintas kendaraan seperti biasanya, hanya jam operasional dibatasi sampai dengan jam 6," ujarnya.
Mengenai perlindungan WNI, Dubes Iza menyebut KBRI sudah berkoordinasi dengan WNI dan juga Kementerian Luar Negeri, termasuk di dalamnya menyiapkan rencana-rencana evakuasi bila situasi memanas.
Tercatat WNI yang berada di Myanmar berjumlah sekitar 500 orang. Mereka rata-rata bekerja sebagai profesional dan ekspatriat di negara Pagoda Emas itu.
Kudeta ini dilakukan setelah berhari-hari ketegangan meningkat antara pemerintah sipil dan junta militer. Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Aung San Suu Kyi sebelumnya meraih kemenangan gemilang dalam pemilu 8 November lalu, pemilihan yang dianggap bebas dan adil oleh pengamat internasional sejak berakhirnya kekuasaan militer langsung pada tahun 2011.
Namun kelompok militer menilai terjadi kecurangan pemilih yang meluas meski sudah dibantah oleh komisi pemilihan. Hal ini telah menyebabkan konfrontasi langsung antara pemerintah sipil dan militer.
Dalam kudeta ini mantan Jenderal Komando militer Myanmar yang juga Wakil Presiden saat ini Myint Swe diangkat sebagai presiden hingga tahun depan.
Kudeta Myanmar ini juga menjadi perhatian beberapa negara asing termasuk Indonesia. Melalui laman resmi Kemenlu, Indonesia meminta para pihak-pihak untuk segera menahan diri agar terciptanya kondisi yang kondusif.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Berdoa di Pagoda, Saya Tak Takut Corona!'