Kudeta Militer, Warga Myanmar Beralih ke Pesaing WhatsApp Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Aksi kudeta militer Myanmar dan gangguan pada traffic internet membuat aplikasi perpesanan offline bernama Bridgefy menjadi terkenal. Platform asal itu dilaporkan telah diunduh sebanyak satu juta kali hingga awal pekan ini.
Bridgefy merupakan aplikasi perpesanan berbasis Bluetooth dan menggunakan jaringan mesh. Dengan teknologi itu para pengguna dapat tetap terhubung tanpa akses internet. Jelas ini sangat membantu masyarakat Myanmar terlebih setelah sambungan telepon dan internet terputus di sejumlah wilayah termasuk Yangon dan Naypyitaw.
Pada Senin malam (1/2/2021), jalur komunikasi memang telah dipulihkan. Namun sejumlah aktivis asal Myanmar dalam media sosialnya mendorong untuk mengunduh Bridgefy sebagai solusi jika ada shutdown internet lagi di masa depan.
Laporan CEO Bridgefy, Jorge Rios menyebutkan jika antara Senin hingga Selasa malam aplikasi telah diunduh sebanyak 1,1 juta kali, dikutip Reuters, Rabu (3/2/2021). Jumlah ini memang belum banyak mengingat pengguna media sosial di Myanmar mencapai 22 juta orang.
Pihak aplikasi pernah mengunggah tweet berharap masyarakat di Myanmar dapat menggunakan Bridgefy dan berguna di masa sulit negaranya.
Aplikasi ini memang populer terlebih pada negara yang mengalami pembatasan media sosial dan penyedia layanan internet. Selain itu Bridgefy juga mendapatkan ketenarannya saat aksi protes Pro-demokrasi Hongkong tahun lalu.
Namun memang kualitas keamanan Bridgefy menjadi pertanyaan. Sejumlah pengamat keamanan siber menyuarakan kekhawatirannya aplikasi dapat ditembus dan pengguna harus mengalami resiko pengawasan.
Atas kekhawatiran tersebut, pihak platform mengatakan jika telah meningkatkan keamanannya dan pesan telah menggunakan teknologi enkripsi langsung antar pengguna.
Sementara itu bukan hanya Bridgefy yang dapat digunakan tanpa akses internet. Ada beberapa aplikasi lain dengan teknologi sama misalnya goTenna dan Briar.
Selain keduanya juga ada Firechat yang menggunakan Bluetooth namun saat ini sudah tidak bisa digunakan lagi. Sebelumnya aplikasi tersebut digunakan pada aksi protes di Iran dan Irak.
(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kini Pesan WhatsApp Bisa Terkirim Otomatis, Begini Caranya
