OPEC Potong Suplai, ICP Januari 2021 Naik ke US$ 53,17/Barel

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
02 February 2021 19:55
Chevron lanjut pengeboran Blok Rokan, Duri, Riau. Doc Chevron Pacific Indonesia. Ist
Foto: Chevron lanjut pengeboran Blok Rokan, Duri, Riau. Doc Chevron Pacific Indonesia. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) pada Januari 2021 meningkat menjadi US$ 53,17 per barel, naik sebesar US$ 5,39 per barel dibandingkan Desember 2020 yang sebesar US$ 47,78 per barel.

ICP SLC juga naik sebesar US$ 4,94 per barel dari US$ 49,47 per barel menjadi US$ 54,41 per barel pada Januari 2021.

Tim Harga Minyak Indonesia memaparkan, kenaikan ini sejalan dengan perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar internasional pada Januari 2021.

Kenaikan ini disebabkan pertemuan negara-negara pengekspor minyak (OPEC)+ yang menyepakati untuk melanjutkan pemotongan produksi sebesar 7,2 juta barel per hari hingga Maret 2021, serta komitmen Arab Saudi untuk menambah pemotongan produksi secara sukarela sebesar 1 juta barel pada Februari dan Maret 2021 sebagai bagian dari OPEC+ Supply Agreement.

Selain itu, tingkat kepatuhan OPEC+ terhadap kesepakatan pemotongan produksi pada Januari 2021 mencapai rata-rata 85%, lebih tinggi dibandingkan kepatuhan pada Desember 2020 yang mencapai 75%.

"Dimulainya program vaksinasi Covid-19 di sejumlah negara diharapkan dapat menurunkan potensi penyebaran virus dan menggerakkan perekonomian kembali," papar Tim Harga, seperti dikutip dari keterangan resmi Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Selasa (02/02/2021).

Faktor lain yang meningkatkan harga minyak internasional adalah proyeksi permintaan minyak mentah global, di mana:
a. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa permintaan minyak global pada 2021 naik 5,5 juta barel per hari (bph) menjadi 96,6 juta barel per hari dibandingkan 2020.
b. OPEC menyampaikan bahwa proyeksi permintaan minyak global pada 2021 naik 5,9 juta barel per hari menjadi 95,9 juta barel per hari dibandingkan 2020.

Laporan IEA pada Januari 2021 menyatakan stok minyak mentah AS pada Januari 2021 mengalami penurunan sebesar 16,8 juta barel menjadi 476,7 juta barel dibandingkan stok minyak mentah pada Desember 2020.

"Berdasarkan IMF World Economic Outlook bulan Januari 2021, pertumbuhan ekonomi global tahun 2021 diproyeksikan meningkat sebesar 5,5%, lebih tinggi 0,3% dari proyeksi bulan sebelumnya," lanjut Tim Harga.

Kenaikan harga minyak juga dipengaruhi optimisme pasar atas pelantikan Presiden AS Joe Biden dan harapan agar pemerintahan yang baru di bawah pimpinan Presiden Joe Biden dapat memberikan tambahan stimulus ekonomi untuk meningkatkan perekonomian AS.

Sedangkan untuk kawasan Asia Pasifik, kenaikan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut, juga dipengaruhi oleh pengurangan term supplies Arab Saudi ke Asia seiring keputusan tambahan pemotongan produksi secara sukarela dan peningkatan marjin kilang terutama untuk naphta dan produk minyak (fuel oil) di kawasan Asia.

"Penyebab lainnya, peningkatan permintaan minyak direct-burning oleh pembangkit listrik Jepang seiring cuaca dingin dan kurangnya pasokan LNG dan peningkatan permintaan minyak mentah di China dan Korea Selatan yang dilanda musim dingin ekstrem," kata Tim Harga.

Selengkapnya perkembangan harga minyak dunia di pasar internasional sebagai berikut:
- Dated Brent naik sebesar US$ 4,98 per barel dari US$ 49,86 per barel menjadi US$ 54,84 per barel.
- WTI (Nymex) naik sebesar US$ 5,03 per barel dari US$ 47,07 per barel menjadi US$ 52,10 per barel.
- Basket OPEC naik sebesar US$ 5,21 per barel dari US$ 49,17 per barel menjadi US$ 54,38 per barel.
- Brent (ICE) naik sebesar US$ 5,10 per barel dari US$ 50,22 per barel menjadi US$ 55,32 per barel.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ICP Oktober Naik Tipis ke US$ 38,07 per Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular