Ingin Jadi Raja Baterai, Cadangan Nikel RI Terbesar di Dunia

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
02 February 2021 16:45
A worker uses the tapping process to separate nickel ore from other elements at a nickel processing plant in Sorowako, South Sulawesi Province, Indonesia March 1, 2012. REUTERS/Yusuf Ahmad
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dianugerahi sumber daya alam yang melimpah, salah satunya nikel yang merupakan bahan baku dalam pembuatan baterai untuk mobil listrik. Bahkan, Indonesia disebut menguasai 30% dari cadangan dan sumber daya nikel dunia, yakni sebesar 21 miliar ton.

Tidak hanya nikel, Indonesia juga mempunyai material komponen baterai penting lainnya seperti aluminium, tembaga, mangan, dan cobalt. Masing-masing secara rinci cadangan bahan baku untuk aluminium sebesar 1,2 miliar ton, tembaga 51 miliar ton, dan mangan sebesar 43 miliar ton.

Hal tersebut diungkapkan Tim Percepatan Proyek Baterai Kendaraan Listrik (electric vehicle/EV battery) Agus Tjahajana Wirakusumah saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (01/02/2021).

Agus mengatakan, dalam rangka terwujudnya energi bersih, serta peningkatan ketahanan energi pemerintah menetapkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 tentang percepatan program kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.

Industri baterai kendaraan listrik (EV battery) dan kendaraan listrik (EV) menurutnya merupakan program prioritas pemerintah. Selain Perpres, dukungan pemerintah juga diwujudkan melalui keputusan Kementerian BUMN membentuk Tim Percepatan Pengembangan EV Battery.

"Indonesia punya beberapa material bahan baku utama pembuatan baterai EV seperti nikel, aluminium, mangan, cobalt, bahkan untuk nikel Indonesia memiliki 30% dari cadangan nikel dunia," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi VII DPR RI, Senin (01/02/2021).

Lebih lanjut dia mengatakan, Antam memiliki cadangan nikel yang cukup besar, sehingga bisa memasok produksi baterai kendaraan listrik.

"PT Antam punya cadangan nikel yang cukup besar," tegasnya.

Indonesia juga punya ambisi besar bahwa Indonesia Battery Holding bisa menjadi pemain global. Menurutnya, BUMN memiliki ambisi besar untuk mengembangkan ekosistem baterai EV pada 2025.

Dia menyebut, Indonesia dianugerahi material yang bisa menjadi bahan baku pembuatan baterai mobil listrik. Produksi nikel sulfat menurutnya sebesar 50 ribu-100 ribu ton per tahun yang bisa digunakan di dalam negeri dan ekspor.

"Menjadi produsen prekursor dan katoda global dengan output tahunan 120-240 ribu ton untuk diekspor dan digunakan secara lokal," paparnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jadi Raja Baterai, Cadangan Nikel MIND ID Diklaim No.1 di RI!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular