Heboh Kudeta Myanmar, Pesan Suu Kyi Sebelum Ditahan Militer

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi mengeluarkan seruan ke warga sebelum dia ditahan oleh militer pada Senin (1/2/2021) dini hari. Dilansir AFP, Suu Kyi meminta orang-orang "untuk tidak menerima kudeta".
Hal ini dimuat sebuah postingan di halaman Facebook resmi ketua Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), partai pimpinan Suu Kyi. Unggahan itu mengatakan bahwa Suu Kyi tidak menerima Piagam Konstitusi tahun 2008 yang ditulis oleh tentara dan menganggap aturan itu kontroversial.
Namun meski tidak menyukainya ia mengatakan telah mematuhinya sejak memasuki parlemen. Konstitusi menulis peran politik berkelanjutan yang kuat bagi militer, memberi mereka kendali atas kementerian dalam negeri, termasuk perbatasan dan pertahanan utama serta blok kursi parlemen.
SuuKyi dan pemerintahnya telah berusaha untuk mengubah piagam tersebut sejak memenangkan pemilu 2015, dengan sedikit keberhasilan. Selama masa jabatan terakhir, ia menghindari klausul konstitusional yangmencegahnya mengambil alih kursi kepresidenan dengan mengambil peran kepemimpinan sebagai "penasihat negara".
Sebagai informasi Suu Kyi memang tak bisa menjad presiden meski memenangkan pemilu karena aturan soal pernikahannya dengan warga asing. Suami Suu Kyi adalah seorang warga negara Inggris.
Penahanan yang berujung kudeta Suu Kyi dan sejumlah pejabat partainya terjadi pasca ketegangan pemerintah sipil dan junta militer soal pemilu November lalu. Pemilihan yang dimenangkan NLD dianggap sebagai pemilihan bebas dan adil oleh pengamat internasional namun dituding curang oleh militer.
Panglima Tertinggi, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, mengatakan kepada personel militer pada hari Rabu (27/1/2021) lalu bahwa konstitusi harus dicabut jika tidak dipatuhi. Ini membuat rumor kudeta merebak pekan lalu.
Myanmar merdeka tahun 1948, namun berada dalam cengkeraman militer hingga 2011. Sebelumnya Myanmar mengalami kudeta dua kali sejak kemerdekaan tahun 1963 dan 1988.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking News: Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi Ditahan
