Masih Pandemi, Ini Jurus Bertahan Industri Perhotelan di 2021

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
29 January 2021 19:55
Hotel Inaya Bali. Ist
Foto: Hotel Inaya Bali. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) melihat situasi industri pariwisata tahun ini tidak akan lebih baik dari tahun lalu. Terlebih, melihat angka penyebaran Covid-19 beberapa kali masih menyentuh rekor baru.

Hal tersebut diungkapkan Ketua BPD PHRI Sutrisno Iwantono dalam diskusi BNPB Indonesia, Jumat (29/01/2021).

"Padahal faktor kesehatan menjadi faktor utama untuk menolong kondisi ekonomi untuk sektor pariwisata hotel dan restoran. Kalau tidak, mobilitas orang juga akan tetap sedikit," kata Sutrisno dalam diskusi BNPB Indonesia, Jumat (29/1/2021).

Dia mengatakan, strategi yang dilakukan para pelaku industri saat ini hanya mengusahakan biaya operasionalnya berkurang. Dia pun meminta kepada pemerintah untuk adanya relaksasi biaya seperti pajak, termasuk pajak iklan dan logistik. Selain itu, lanjutnya, pelaku usaha juga meminta kelonggaran perkreditan dan modal kerja supaya pelaku usaha yang saat ini bangkrut bisa kembali bangkit.

"Upaya dari pemerintah untuk menciptakan permintaan dari stimulus fiskal sudah dilakukan, tapi itu tidak banyak pelaku usaha yang merasakan. Tapi juga bagaimana mendorong kelas menengah mereka mau belanja," katanya.

Menurut Sutrisno, saat ini pendapatan dari program isolasi mandiri dan repatriasi dari perjalanan luar negeri belum bisa menolong semua pelaku hotel. Dia mencontohkan, di DKI Jakarta saat ini ada sekitar 50 hotel yang terdaftar untuk repatriasi dan lima hotel untuk fasilitas orang tanpa gejala (OTG).

Tapi, menurutnya ada ceruk pasar di situ. Dia melihat, untuk isolasi mandiri yang dibiayai pemerintah hanya berlaku bagi hotel bintang 1-3 dan kebanyakan diisi dua orang untuk satu kamar. Sementara banyak kelas menengah atas yang memiliki uang yang tidak mau berbagi kamar.

"Terkait misal ada tamu tidak mau sekamar berdua, yang dibiayai pemerintah sekamar berdua. kalau menghendaki fasilitas lebih baik, bisa mandiri, bisa pesan kamar hotel secara mandiri. Bahkan, ada juga hotel bintang 4 dan 5 untuk OTG secara mandiri," tuturnya.

"Keadaan yang semacam given, ke depan kondisi semacam ini akan jadi kehidupan kita. Orang mencari hotel secara mandiri, tak harus dibiayai pemerintah. Bisa tinggal di situ, tak ada masalah," lanjutnya.

Staf Ahli Bidang manajemen Krisis Henky Hotma Parlindungan Manurung mengatakan pelaku usaha juga harus pintar-pintar menarik wisatawan dalam negeri untuk berlibur, namun sesuai dengan protokol kesehatan. Langkah nyata harus dilakukan untuk meningkatkan jumlah wisatawan di tahun ini.

"Seperti Air Asia dengan PHRI, blend harga tiket dan harga hotel. Hotel yang baik semua dulu dengan harga sekian juta, tapi dengan program ini mampu merangsang wisatawan. Begitu juga yang akan dilakukan Garuda," katanya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Simak! Fakta-fakta Terkini Situasi Bisnis Hotel di Bali

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular