
'Harta Karun' Ekspor RI Rp 500 T Bisa Lampaui CPO-Batu Bara?

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia makin serius dalam pengembangan 'harta karun' ekspor yakni sarang burung walet. Dalam sejumlah kesempatan, Menteri Perdagangan M Lutfi hingga Wamendag Jerry Sambuaga menyebut komoditas itu bisa menyumbang devisa ke negara sebesar Rp 500 triliun.
Dengan potensi yang sedemikian besar, Jerry meyakini posisi sarang burung walet bisa masuk ke dalam jajaran atas komoditas ekspor RI.
"Saya pikir iya bisa top five komoditas ekspor, bahkan bisa lebih dari top five, kalau kita ekspor lebih jauh bisa lebih dari 2 ribu ton. Karena ada beberapa daerah di Kalimantan, Sumatra, yang kaya akan sumber daya sarang burung walet," kata Jerry kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/1/2021).
Selama ini, Indonesia mampu memproduksi sarang burung walet sampai 2 ribu ton per tahun. Namun, belum sepenuhnya masuk ke pasar utama ekspor, yaitu China dengan sertifikat. Sehingga sisanya belum berkontribusi pada devisa negara karena masuk melalui negara lain.
Jika potensi itu bisa dikembangkan, maka bukan tidak mungkin nilai komoditas ini melesat masuk ke dalam lima besar komoditas ekspor. Saat ini minyak kelapa sawit mentah (CPO) masih merajai dengan US$ 20,7 miliar (Rp 290,6 triliun). Disusul batu bara di tempat kedua dengan US$ 17,2 miliar (Rp 241 triliun)
Ketika ditanya mengenai potensi sarang burung walet menggeser dominasi CPO di tempat pertama, Jerry enggan sesumbar.
"Saya sih positif saja, semakin banyak yang bisa jadi andalan, unggulan dan menjadi potensi maka lebih bagus, nggak hanya satu sampai dua produk saja. Dengan kelapa sawit, sarang burung walet, bahkan kopi menjadi eksportir terbesar kempat di dunia," ujarnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Luhut Lobi China Muluskan Ekspor 'Harta Karun' RI Rp 500 T