
Oh No! Ekonomi AS Terburuk dalam 74 Tahun, Minus 3,5% di 2020

Resesi ekonomi di AS diharapkan bakal berakhir tahun ini. Geliat ekonomi negeri adikuasa diharapkan terjadi pada paruh kedua tahun ini seiring dengan dilanjutkannya program vaksinasi Covid-19 secara masal dan ketersediaan vaksin yang meningkat.
Terpilihnya Joe Biden sebagai presiden ke-46 Paman Sam membawa harapan bahwa ekonomi bisa bersemi tahun ini. Duet Biden dan Janet Yellen diharapkan mampu menggoalkan paket stimulus senilai US$ 1,9 triliun yang saat ini masih dihadapkan dengan diskusi alot di Kongres.
Dana Moneter Internasional (IMF) meramal ekonomi AS di tahun 2021 bisa tumbuh 5,1%. Angka tersebut direvisi naik 2 poin persentase dibandingkan dengan outlook pada Oktober tahun lalu.
Pekan ini bank sentral AS kembali menahan suku bunga acuan mendekati 0%. Jerome Powell masih menegaskan bahwa kebijakan akomodatif masih akan tetap dipertahankan.
Suku bunga acuan tidak akan dinaikkan sampai tahun 2023. Bank sentral juga masih akan menginjeksi likuiditas lewat pembelian aset keuangan untuk menstimulasi perekonomian melalui quantitative easing.
The Fed akan membiarkan inflasi untuk melonjak asalkan masih berada di kisaran rata-rata 2%. Dolar AS pun berpeluang melanjutkan tren pelemahannya tahun ini setelah terkoreksi 7% tahun 2020 yang tercermin dari indeks dolar.
Melemahnya dolar AS diharapkan bisa membuat ekspor barang produksi Paman Sam menjadi lebih kompetitif. Apalagi ekspor AS adalah produk-produk manufaktur dan teknologi yang bernilai tambah.
Namun prospek pemulihan di AS pun tidak merata. Sektor yang terkait dengan mobilitas publik seperti pariwisata diperkirakan menjadi yang paling akhir pulih. Sementara itu sektor properti dan manufaktur diperkirakan bakal bergeliat.
Reuters melaporkan pola pemulihan ekonomi di AS akan membentuk kurva K (K-shaped recovery) karena sektor yang terdampak parah seperti restoran, hotel dan bar masih akan tertekan.
Bagaimanapun juga lonjakan kasus Covid-19 masih terus menjadi ancaman terbesar bagi perekonomian manapun termasuk AS. Apabila kasus terus melonjak dan vaksinasi tidak berjalan sesuai rencana maka prospek ekonomi yang lebih baik tahun ini bisa luntur.
Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di dunia, perlambatan atau bahkan kontraksi yang terjadi pada perekonomiannya akan berdampak pada negara-negara lain dan dunia terutama mitra dagang strategisnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]