Tim WHO Sudah di Wuhan, Mau Bongkar Misteri Asal Virus Corona

Tommy Sorongan, CNBC Indonesia
28 January 2021 20:52
In this photo released by China's Xinhua News Agency, workers disinfect containers of coronavirus test samples outside of a residential neighborhood in Shijiazhuang in northern China's Hebei Province, Friday, Jan. 8, 2021. A city in northern China is offering rewards of 500 yuan ($77) for anyone who reports on a resident who has not taken a recent coronavirus test. The offer from the government of Nangong comes as millions in the city and its surrounding province of Hebei are being tested as part of efforts to control China's most serious recent outbreak of COVID-19.(Mu Yu/Xinhua via AP)
Foto: AP/Mu Yu

Jakarta, CNBC Indonesia - Tim ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan segera memulai penelitiannya mengenai asal usul virus corona di Wuhan, China.

Dikutip Arab News, Kamis (28/1) tim itu telah selesai melalui masa karantina 14 hari yang diharuskan oleh pemerintah China. Dengan mengenakan masker, mereka mengintip ke jajaran media yang menunggu dari jendela bus yang membawa mereka dari karantina ke hotel lain pada hari Kamis (28/1/2021) meskipun tidak segera jelas kapan dan di mana penyelidikan mereka akan dimulai.

"Sangat bangga bisa lulus dari 14 hari kami ... tidak ada yang menjadi gila & kami sangat produktif," cuit salah seorang anggota tim Peter Daszak, presiden dari EcoHealth Alliance, sebuah LSM global yang berfokus pada pencegahan penyakit menular, pada laman Twitternya.

Virus tersebut diyakini berasal dari kelelawar dan awalnya menyebar dari pasar basah di Wuhan tempat hewan liar dijual sebagai makanan.

WHO menegaskan kunjungan itu akan terikat erat pada ilmu pengetahuan tentang bagaimana virus yang telah membunuh lebih dari dua juta orang itu melompat dari hewan ke manusia.

Namun, sebagai tanda beban politik yang melekat pada misi mereka, pemerintahan baru Presiden AS Joe Biden mempertimbangkannya bahkan sebelum para ahli menyelesaikan karantina.

Berbicara kepada wartawan pada hari Rabu (27/1/2021), juru bicara Gedung Putih yang baru Jen Psaki mengatakan "sangat penting bagi kita untuk menyelami" bagaimana virus itu muncul dan menyebar ke seluruh dunia.

Psaki menyuarakan keprihatinan atas "misinformasi" dari "beberapa sumber di China" dan mendesak penyelidikan yang "kuat dan jelas".

Beijing membalas pada hari Kamis (28/1/2021) dengan memperingatkan Washington untuk "menghormati fakta dan ilmu pengetahuan, menghormati kerja keras" dari para ahli WHO.

Mereka harus diizinkan bekerja "bebas dari campur tangan politik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian kepada wartawan.

Hari-hari awal wabah itu menular saat ini menjadi salah satu topik paling sensitif di China, dengan kepemimpinan Komunis berusaha untuk membasmi setiap diskusi yang menunjukkan pemerintahannya dalam cahaya yang buruk. Selain itu Beijing juga berusaha untuk melontarkan teori yang tidak berdasar bahwa virus itu muncul di tempat lain.

Teori lain, diperkuat oleh mantan presiden AS Donald Trump, adalah bahwa virus itu bocor dari laboratorium di Wuhan tempat para peneliti mempelajari virus corona.

Sementara itu kerabat korban virus corona Wuhan saat ini sedang menyerukan pertemuan dengan tim dari badan kesehatan PBB itu. Menurut angka resmi China, virus itu membunuh hampir 3.900 di Wuhan. Sementara secara nasional ada 4.636 kematian yang dilaporkan seluruh China.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenang Kepergian Dr Li Wenliang, Whistleblower Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular