Gak Cuma SPBU, Shell Cs Diminta Bangun Tangki BBM di Daerah

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
28 January 2021 17:45
FILE PHOTO: Filled oil drums are seen at Royal Dutch Shell Plc's lubricants blending plant in the town of Torzhok, north-west of Tver, November 7, 2014.   REUTERS/Sergei Karpukhin/File Photo
Foto: REUTERS/Sergei Karpukhin

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) tidak hanya mendorong badan usaha pemegang Izin Usaha Niaga Umum penyalur bahan bakar minyak (BBM) asing untuk membangun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di luar Jawa, namun juga didorong untuk membangun tangki penyimpanan BBM-nya.

Hal tersebut disampaikan I Ketut Gede Aryawan, Analis Kebijakan Kelompok Pengaturan BBM BPH Migas.

"Mereka (SPBU asing) sebaiknya memiliki infrastruktur penyimpanan dulu di luar Jawa," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/01/2021).

Dia menyebut, fasilitas berupa tangki BBM di luar Jawa bisa dimiliki sendiri maupun dengan bekerja sama dengan badan usaha lainnya.

"Sebaiknya memiliki/ menguasai fasilitas penyimpanan. Boleh juga bekerja sama," ujarnya.

Menurutnya, setelah terbangunnya tangki BBM di luar Jawa, masalah keekonomian SPBU di luar Jawa baru bisa dibicarakan. Apalagi, imbuhnya, selama ini SPBU asing masih terkonsentrasi di Jawa saja.

"Kami sedang mendorong agar dibangun juga di luar Jawa agar terjadi pemerataan akses BBM," tuturnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Kardaya Warnika mengatakan pemerintah hanya mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk mengakses semua wilayah di Indonesia termasuk kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

"Kalau mau dibiarkan bebas semua akan pilih di Jawa, Pertamina pun begitu karena orang bisnis lihat potensi dari keuntungan. Ditentukan biaya dan demand, demand di Jawa paling besar," ungkapnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Rabu malam (27/01/2021).

Kardaya mempertanyakan, apakah adil jika hanya Pertamina yang diwajibkan membangun SPBU di luar Jawa. Menurutnya, Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara tidak diberikan keistimewaan, namun justru diberikan beban karena aturan membangun SPBU di luar Jawa tidak dipukul rata.

"Pertamina harus pasok di luar Jawa yang lebih mahal. Kebanyakan kilang minyak ada di Jawa. Apalagi Indonesia Timur, sedikit kilang, jadi suplainya mahal," ujarnya.

Menurutnya dengan beban yang hanya dikenakan ke Pertamina, akan membuat Pertamina berpotensi besar kalah saing dengan badan usaha swasta lainnya, termasuk badan usaha milik asing. Dalam persaingan, imbuhnya, hak dan kewajiban mestinya sama.

"Kebijakan pemerintah saja bagaimana agar Pertamina tidak kalah saing, kalau begini ya kalah saing. Harusnya kalau dia (SPBU asing) diberikan kesempatan masuk Indonesia, dia jangan ambil enaknya saja, yang tidak enak juga diambil," tegasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dipermasalahkan BPH Migas, Begini Penampakan SPBU Mini Exxon

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular