
Kasus Aktif Meledak, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dr. Dewi Nur Aisyah menegaskan bahwa berdasarkan analisa yang dilakukan, tren kasus aktif tetap mengalami kenaikan baik di wilayah dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) maupun atau non PPKM.
"Jadi secara nasional kasus aktif naik. Tren kasus aktif kebanyakan naik meski PPKM atau non PPKM. Namun ada perbedaan meski sama-sama naik, tapi di PPKM cenderung ada pengendalian besaran kenaikan lebih kecil dibanding Non PPKM terutama Bali, Banten, Jawa Barat. Untuk Yogjakarta sudah berhasil mengubah kasus aktif turun," katanya di Jakarta, Rabu (27/1/2021).
Sementara itu, untuk Bed Occupancy Rate (BOR) trennya memang menurun. Meskipun, masih harus digenjot agar angkanya bisa dikendalikan di bawah 70%. Kesimpulan dari PPKM menurutnya, tak cukup jika dilakukan hanya 2 minggu saja.
"Secara umum 2 pekan belum cukup melihat hasil PPKM. Butuh waktu lebih panjang. Kenapa PPKM masih harus diperpanjang, minimal evaluasi akan dikeluarkan awal Februari," katanya lagi.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dewi, kasus aktif per pekan hingga 24 Januari 2021 terus naik, angkanya sudah mencapai 126 ribu. Artinya setiap pekannya, ada pertambahan kasus aktif hingga 17 ribu kasus.
Pada tahap pertama PPKM 11-25 Januari ada 77 kab/kota di 7 provinsi di Jawa Bali yang menerapkan PPKM. Di Bali, rata-rata kab/kota yang menerapkan PPKM penurunan angka kesembuhan -18%, di mana untuk wilayah non PPKM penurunannya -31%.
"Di Bali, penurunan yang wilayah PPKM lebih baik dibanding dengan tak PPKM," katanya.
Selanjutnya untuk Jakarta, menurutnya tren masih sama. Kesembuhan -3,32% dari seluruh kab/kota. Adapun Jawa Barat, kesembuhan wilayah yang PPKM rata-rata -1,7% di mana yang non PPKM -2,2%.
Berikutnya di Jawa tengah, rata-rata yang melaksanakan PPKM kesembuhan -2,81% sementara yang non PPKM meningkat 0,27%. Jawa Timur, non PPKM lebih baik 0,73%. Sementara yang PPKM tren penurunan angka kesembuhan -1,50%. Penjelasan dari angka tersebut adalah daerah yang tidak menerapkan PPKM cenderung bukan perkotaan.
"Kesimpulannya, waktu berjalan ada 56 kab/kota yang PPKM tren kesembuhan turun. Ada 21 kab/kota tren naik, sudah berhasil. Ada 56 wilayah masih harus digenjot. Di luar yang tidak PPKM trennya 25 dari mereka turun angka kesembuhan. Secara keseluruhan tren di Indonesia kasus aktif naik, kesembuhan turun," katanya.
"Harapannya, jika PPKM dilaksanakan dengan pengetatan dan pembatasan, diharapkan angka bisa bergerak jauh lebih baik. Ini baru dua minggu belum ada dampak signifikan," pungkasnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak