
Gegara Banjir Kalsel, Stok Batu Bara PLN Menipis

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada dua pekan lalu Kalimantan Selatan mengalami banjir, sehingga turut berdampak pada terganggunya distribusi batu bara ke pembangkit listrik PT PLN (Persero).
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Ridwan Djamaluddin mengatakan berdasarkan laporan dari PLN, sampai saat ini stok batu bara untuk pembangkit listrik PLN hanya cukup untuk lima hari. Biasanya, stok batu bara PLN bisa mencapai sekitar 15 hari dan pengembang listrik swasta (Independent Power Producer/ IPP) mencapai sekitar 20-25 hari.
"Dalam rapat terakhir kemarin, saya sudah tanya pasokan kemarin, tersedia berapa hari? dijawab Direktur Energi Primer PLN, sampai saat ini lima hari," ungkap Ridwan saat konferensi pers, Rabu (27/01/2021).
Namun demikian, lanjutnya, pihaknya akan memprioritaskan dan mengupayakan agar pembangkit listrik PLN tetap berjalan normal.
"Prioritas kami, utamakan listrik PLN nggak mati," imbuhnya.
Dia mengatakan, 54 perusahaan pemasok batu bara ke PLN tetap berkomitmen memenuhi pasokan batu bara ke PLN.
"Kita sudah lakukan pertemuan dengan pihak terkait, pasokan ke PLN tidak boleh tidak cukup, semua perusahaan pemasok menyatakan komitmen penuhi kewajibannya, dari 54 perusahaan menyatakan komitmen, ini yang paling penting," tuturnya.
Sesuai kebijakan pemerintah, perusahaan batu bara harus memasok 25% produksinya untuk kebutuhan dalam negeri (Domestic Market Obligation/ DMO). Tahun ini pemerintah memperkirakan batu bara untuk domestik mencapai 137 juta ton.
"Ekspor baru boleh kalau ini (DMO) terpenuhi. Pemerintah apresiasi perusahaan batu bara yang telah mementingkan penggunaan batu bara untuk dalam negeri," imbuhnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lebih dari 50% Pembangkit Listrik RI Diklaim Bukan Punya PLN
