(Katanya) Herd Immunity Terlihat di India, Indonesia Juga?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 January 2021 16:13
Simulasi pemberian vaksin Covid-19
Foto: Simulasi pemberian vaksin Covid-19 di Puskesmas Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - India adalah salah satu negara yang paling parah terserang pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Negeri Bollywood adalah negara dengan jumlah pasien positif corona terbanyak kedua di dunia, hanya kalah dari Amerika Serikat (AS).

Per 25 Januari 2020, jumlah pasien positif corona di India mencapai 10.667.710 orang. India adalah negara Asia dengan jumlah kasus corona terbanyak.

Namun ada yang menarik. Boleh percaya boleh tidak, laju penambahan kasus corona di India melambat.

Dalam 14 hari terakhir (12-25 Januari 2021), rata-rata pasien positif bertambah 14.367 orang per hari. Turun dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 18.480 orang per hari.

Laju pertumbuhan kasus selama 14 hari terakhir adalah 0,14% per hari. Melambat ketimbang 14 hari sebelumnya yang sebesar 0,18% setiap harinya.

Mengutip laporan India Times, bisa jadi di Negeri Anak Benua sudah tercipta apa yang selama masa pandemi ini menjadi cita-cita seluruh negara. Kekebalan kolektif alias herd immunity.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan India menyatakan, pemerintah telah melakukan tes serologi di wilayah Delhi dan sekitarnya. Hasilnya, lebih dari 50% peserta sudah memiliki antibodi untuk melawan virus yang awalnya menyebar di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut.

"Di satu distrik, angkanya mencapai 58%. Ini adalah angka yang signifikan, artinya sebagian besar warga sudah memiliki antibodi untuk melawan virus corona," ungkap sang pejabat yang enggan disebutkan namanya itu.

Ke depan, bukan tidak mungkin angkanya bisa naik. Dr Shobha Noor, mantan Kepala Mikrobiologi All India Institute of Medical Science (AIIMS), memperkirakan jumlah penduduk yang sudah membentuk kebebalan tubuh sendiri bisa mencapai 70%.

"Hasil tes itu menunjukkan seseorang yang terinfeksi (virus corona) semakin tidak menunjukkan gejala, perkembangan yang positif untuk mengarah ke herd immunity. Angkanya bisa naik hingga ke 70% karena pada saat yang sama program vaksinasi terus berjalan. Warga yang ternyata sudah memiliki antibodi dan kemudian menerim vaksin tidak akan mengalami masalah, bahkan bisa semakin meningkatkan respons imun," papar Noor.

Apakah hal serupa bisa terjadi di Indonesia? Sepertinya belum, setidaknya dari data yang diumbar ke publik.

Pada 25 Januari 2021, jumlah orang yang sudah melakukan tes corona dan hasilnya negatif mencapai 4.884.284 orang. Naik 22,08% dibandingkan sebulan sebelumnya.

Akan tetapi, rasio temuan kasus negatif terhadap total test (negative rate) pada 25 Januari 2021 adalah 83,02%. Dalam 14 hari terakhir, rata-rata negative rate adalah 83,89% per hari sementara 14 hari sebelumnya adalah 84,84%.

Terlihat bahwa negative rate di Indonesia dalam tren menurun. Jumlah warga yang negatif corona memang masih mayoritas, tetapi jumlahnya kian berkurang karena di sisi lain yang positif kian bertambah.

Oleh karena itu, ada baiknya jangan terlalu berharap kepada herd immunity secara alamiah. Itu memang bisa saja terjadi di Indonesia seperti di India, tetapi terlalu berjudi kalau mengharapkannya.

Lebih baik pemerintah dan rakyat terus melakukan perannya masing-masing. Pemerintah wajib mengintensifkan 3 T (testing, tracking, treatment) plus menggenjot vaksinasi. Sedangkan masyarakat wajib mematuhi protokol kesehatan dengan 3 M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan).

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular