
PBB: Kita dalam Kondisi Krisis Ekonomi Terburuk

Jakarta, CNBC Indonesia - Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB menyatakan bahwa dunia saat ini menghadapi krisis ekonomi yang sangat buruk akibat pandemi Covid-19. Dalam forum World Economic Forum (WEF) yang berlangsung sejak Senin (25/1/2021), Sekjen PBB Antonio Guterres menyatakan bahwa dunia saat ini berada pada kondisi yang sangat mengkhawatirkan.
"Lebih dari 2 juta orang telah meninggal, dan kami berada dalam krisis ekonomi terburuk selama hampir satu abad," kata Guterres dikutip dari Tass. "Pemerintah, organisasi internasional, sektor swasta dan masyarakat sipil perlu bekerja sama."
Pernyataan Guterres bukan tanpa bukti. Bila melihat data yang diberikan Organisasi Perburuhan Dunia (ILO) yang berada dalam naungan PBB, tercatat sekitar 8,8% jam kerja hilang di dunia selama 2020.
Jumlah ini setara dengan 255 pekerjaan penuh waktu yang hilang. Dilaporkan bahwa daerah yang terdampak sangat buruk dalam hilangnya pekerjaan ini adalah Amerika Latin, Kepulauan Karibia, Eropa Selatan, dan Asia Tenggara.
Hilangnya pekerjaan ini dikhawatirkan menyebabkan krisis ketidaksetaraan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengancam kembalinya generasi perempuan, pekerja muda dan karyawan berketerampilan rendah ke pasar tenaga kerja.
"Ini merupakan krisis terparah untuk dunia kerja sejak Great Depression pada era 1930-an," kata Ketua ILO Guy Ryder dalam pernyataan yang dikutip dari AFP. Krisis ini, sebutnya, merupakan krisis yang empat kali lebih berat dibandingkan krisis finansial 2009 lalu.
Selain itu, pendapatan tenaga kerja global turun sekitar US$ 3,7 triliun pada tahun 2020. Angka ini 4,4% lebih rendah dari produk domestik bruto (PDB) global tahun 2019. Hal ini menyebabkan pengangguran global meningkat 33 juta sehingga saat ini pengangguran berjumlah 220 juta.
Pandemi virus corona membuat beberapa pembatasan dalam mobilitas sosial masyarakat. Ini pada akhirnya memaksa usaha untuk tutup, khususnya untuk usaha bidang transportasi, pariwisata, dan ritel toko.
Pada Senin (25/1/2021) kemarin, perusahaan ritel toko asal Inggris Debenhams yang sudah 243 tahun beroperasi memutuskan untuk menutup semua tokonya secara permanen dan mem PHK 12 ribu karyawannya. Pandemi dan persaingan dengan bisnis e-commerce menjadi sebab.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PBB Siap Pertemukan Putin & Zelenskyy Agar Berdamai