Waduh! Ribuan Pedagang Daging Sapi Gulung Tikar, Kenapa?

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
26 January 2021 12:45
Suasana Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur, Senin 15/6.  Untuk mencegah masifnya penyebaran Covid-19 di pasar-pasar tradisional Jakarta, PD Pasar Jaya mengambil beberapa kebijakan diantaranya menutup pasar dan menerapkan aturan ganjil-genap. Salah satunya di pasar Perumnas Klender. Aturan pasar ganjil genap mulai berlaku hari ini. Praktik ganjil-genap di pasar itu  berlaku sesuai dengan nomor kios. Apabila tanggal genap, maka kios yang buka hanya bernomor genap, begitu sebaliknya. Terlihat sejumlah pedagang mentaati aturan wajib menggunakan face shield dan masker ketika berjualan.  Untuk pembeli wajib mengenakan masker. Pasar hanya beroperasi sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Salah satu pedagang kios baju anak dan muslim Guswandi mengatakan adanya peraturan ini membuat  penghasilan berkurang.
Foto: Penjual Daging di Pasar Perumnas Klender, Jakarta Timur. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pedagang daging sapi di Jabodetabek banyak yang harus gulung tikar akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan. Kenaikan harga dalam beberapa bulan terakhir juga menjadi penyebab, dimana pedagang sulit menaikkan harga jual ke konsumen akibat daya beli masyarakat yang menurun.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi mengungkapkan bahwa pelaku usaha yang tidak bisa bertahan akhirnya harus menghentikan kegiatan ekonominya. Tidak mudah, terutama di kondisi sulit seperti saat ini.

"Kita punya data se-Jabodetabek 12 ribu pedagang, terdiri dari pelaku pedagang dan pekerja totalnya 12 ribu. Kalau sekarang melihat telah terjadi degradasi mereka atas daya saing dalam proses sebagai pelaku usaha, dari 12 ribu ke tinggal 8.300 pedagang, hampir 27%," kata Asnawi dalam program Profit CNBC Indonesia, Selasa (26/1).

Kenaikan harga daging sapi dalam beberapa waktu terakhir memang kian memberatkan, bukan hanya untuk konsumen namun juga pelaku usaha. Sebelumnya, Harga karkas di level Rp 87 ribu sehingga nilai jual rata-rata ke konsumen di Rp 113,5-114 ribu/Kg. Kini, setelah ada perubahan harga karkas menjadi Rp 94 ribu, sehingga harga jual ke konsumen bisa menjadi Rp 130.000.

Pihak importir sapi mendapatkan harga yang sudah sangat tinggi dari negara produsen seperti Australia per Juli 2020 sudah pada posisi 3,6 dolar Amerika per 1 kg bobot hidup sapi bakalan, dan harga per bulan Januari - Februari 2021 sudah masuk pada posisi 3,9 dolar Amerika per 1 kg bobot hidup sapi bakalan, belum biaya-biaya bongkar muat pelabuhan dan transportasi. Pemerintah perlu bergerak cepat demi menstabilkan harga.

"Saya lihat secara utuh kalau nggak ada perubahan dan kebijakan yang diambil pemerintah, (akan) mengalami stagnasi dalam perjalanan waktu yang masih tiga bulan ini mendekati lebaran dan hari raya, tiga bulan ke depan ramadhan harga akan terjadi lonjakan," paparnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pedagang Mau Mogok, Siap-Siap Daging Sapi Langka di Pasar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular