
Update Sriwijaya Air! Identifikasi Korban & Dugaan Awal KNKT

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Rumah Sakit Polri, Rusdianto mengatakan telah berhasil mengidentifikasi 43 korban dan sebanyak 32 jenazah sudah diserahkan kepada keluarga korban.
Adapun PT Jasa Raharja (Persero), asuransi BUMN khusus kecelakaan transportasi, sudah memberikan santunan kepada 39 ahli waris dan Sriwijaya Air sudah memberikan kepada 1 ahli waris dan akan menyusul 5 ahli waris yang segera menerima santunan.
Dugaan Sementara
Sementara itu, Reuters melansir dugaan sementara kecelakaan Sriwijaya SJ -182 Jakarta-Pontianak. Menurut Ketua KNKT Nurcahyo Utomo masalah Boeing 737-500 Sriwijaya ada pada autothrottle system dari laporan penerbangan sebelumnya.
"Ada laporan malfungsi autothrottle beberapa hari yang lalu kepada teknisi maintenance. Tapi kita belum tahu masalah utamanya," katanya kepada Reuters.
"Jika kita berhasil menemukan CVR, kita baru bisa dengar diskusi antara pilot, apa yang dikatakan dan apa permasalahanya," lanjutnya.
Dia mengatakan, saat ini masih terlalu dini untuk menyebut air throttle menjadi penyebab utama kecelakaan ini terjadi. Walaupun Utomo tidak menampik tidak ada masalah lain dari hasil catatan maintenance sebelumnya.
Pesawat masih bisa terbang jika sistem autothrottle tidak bekerja, karena pilot masih bisa mengontrol secara manual, jelas Utomo.
Sebagai informasi, autothrottle (throttle otomatis) ini memungkinkan pilot untuk mengontrol pengaturan daya dari mesin pesawat dengan menentukan karakteristik penerbangan yang diinginkan.
Di sisi lain, Sriwijaya belum bisa mengomentari soal teknis yang menyangkut penyidikan, sebelum ada pernyataan resmi dari KNKT. Laporan pendahuluan diharapkan keluar dalam waktu 30 hari setelah kecelakaan itu sesuai standar internasional.
Flight Data Recorder (FDR) telah ditemukan dan dibaca oleh penyelidik, tetapi pencarian bawah air untuk memori CVR masih terus berlanjut.
Reuter mengutip sumber Wall Street Journals yang dekat dengan penyelidikan, pada Kamis lalu melaporkan data FDR menunjukan sistem autothrottle tidak beroperasi dengan baik di salah satu mesin pesawat saat naik, berangkat dari Jakarta.
Alih-alih mematikan sistem, FDR mengindikasikan pilot mencoba untuk membuat throttle yang macet berfungsi, kata WSJ. Itu bisa menciptakan perbedaan tenaga yang signifikan antara mesin, pembuat jet lebih sulit dikendalikan.
[Gambas:Video CNBC]
