
Moyangnya Bantai Yahudi, Keturunan Raja Italia Minta Maaf

Jakarta, CNBC Indonesia - Keturunan Raja Italia, Emmanuel Filiberto, meminta maaf kepada seluruh komunitas Yahudi terkait dengan langkah kakek moyangnya melakukan hukum bersifat rasialisme dan juga holocaust atau genosida massal era Perang Dunia II.
Pangeran Venice kelahiran 22 Juni 1972 itu adalah satu-satunya cucu laki-laki dari Umberto II, Raja Italia yang terakhir.
"Saya mengutuk hukum rasial 1938. semua beban itu masih saya rasakan di pundak hingga hari kini, dan bersama saya seluruh anggota kerajaan," ujar Filiberto seperti dikutip dari AFP, Minggu (24/1/2021).
Dia mengatakan, kakek moyangnya, Vittorio Emmanuel III, telah menaruh tanda tangannya pada 'dokumen yang tak bisa diterima'. Filiberto mengungkapkan permintaan maaf itu di akun Facebook miliknya, atas nama keluarganya.
Vittorio Emanuele III ialah Raja Italia periode 1900 sampai 1946, dan juga putra dari Umberto I. Victor Emmanuel III turun tahta setelah Perang Dunia II berakhir, Mei 1946. Emmanuel III kemudian meninggal dunia pada tahun berikutnya di Mesir.
Pada masa Perang Dunia II, setidaknya 8.000 warga Yahudi dideportasi dari Itaia, dan dibunuh Nazi Jerman di kamp konsentrasi, sebagian besar di Auschwitz.
Beberapa saat kemudian, kata dia, sejumlah anggota keluarganya menyadari kesalahan. Hingga, akhirnya mereka memberi pengaruh positif untuk unifikasi serta mendorong kesamaan hak bagi komunitas Yahudi sejak 1948.
Raja Italia terakhir, Umberto II, lahir dengan nama Umberto Nicola Tommaso Giovanni Maria di Savoia. Dia adalah kepala negara de facto dari 1944 sampai 1946. Dia memiliki putra yakni Vittorio Emanuele dari Savoia, Pangeran Napoli, ayah dari Emmanuel Filiberto.
Literatur sejarah mencatat, holokaus, atau Shoah, ialah genosida terhadap kira-kira 6 juta penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, program pembunuhan sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sederet Fakta Seputar AS yang Doyan 'Suntik' Dana ke Israel
