
Miris... Jutaan Anak di Inggris Kesulitan School From Home

Jakarta, CNBC Indonesia - Jutaan anak diĀ Inggris kesulitan belajar dari jarak jauh (school from home/homeschooling) karena kurangnya komputer, jaringan internet yang merata, serta ruang tenang untuk belajar.
Menurut angka resmi, lebih dari empat juta atau hampir sepertiga dari semua anak di Inggris hidup dalam kemiskinan.
"Di rumah, saya harus berbagi komputer dengan kakak laki-laki dan perempuan saya," kata Kamaljit Sultana berusia 8 tahun. Ia tinggal di Tower Hamlets di London timur, salah satu distrik termiskin di kota itu.
Tanpa guru kelas untuk membantunya, "Ini lebih sulit, saya agak tersesat!," tambahnya, dikutip dari AFP.
Menteri Pendidikan Gavin Williamson berharap untuk membuka kembali sekolah tatap muka menjelang Paskah pada April mendatang. Dengan begitu, keluarga-keluarga di Inggris tinggal beberapa bulan lagi untuk berjuang dengan homeschooling.
James Turner, kepala eksekutif amal pendidikan Sutton Trust, mengatakan anak-anak yang paling miskin paling menderita.
"(Beberapa) tidak memiliki perangkat apa pun di rumah mereka atau mereka mencoba belajar online menggunakan ponsel," papar Turner, menambahkan jika tersedia telepon, terkadang telepon dibagi antara dua atau tiga saudara kandung.
Kate Anstey, dari Child Poverty Action Group, mengatakan beberapa orang tua bangun pagi dan menulis lembar kerja dengan tulisan tangan karena mereka tidak memiliki printer. Kelompoknya menemukan 40% keluarga berpenghasilan rendah kehilangan setidaknya satu sumber daya penting, seperti laptop, perangkat atau internet.
Efek negatif dari durasi penutupan sekolah juga ikut mencuat. Badan amal prihatin tentang dampak jangka panjang penutupan sekolah terhadap anak-anak yang mungkin lebih rentan terhadap aktivitas geng, kejahatan, dan pelecehan, dan secara pendidikan sudah tertinggal dari teman-temannya.
"Lockdown terakhir mungkin telah membalikkan kemajuan selama 10 tahun dalam mempersempit kesenjangan ini," kata Turner dari Sutton Trust.
"Kesenjangan akan terus melebar," prediksi Turner. "Hilangnya pembelajaran selama beberapa bulan dapat berdampak pada kehidupan anak-anak ini selamanya."
Dia memuji program nasional untuk mengejar ketertinggalan satu-satu atau dalam kelompok kecil, dan mengatakan itu harus dilanjutkan. Namun ia juga khawatir itu "terlambat" bagi puluhan ribu orang yang akan "melepaskan diri dari pendidikan" dan "tidak akan mampu mengejar ketinggalan."
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dokumen Bocor, Inggris Bakal Lockdown 3 Lapis