
Dilaporkan Cacat, Ford Recall 3 Juta Kendaraan

Jakarta, CNBC Indonesia - Produsen mobil multinasional Amerika, Ford Motor Co akan menarik 3 juta kendaraan karena laporan cacatnya inflator kantung udara yang mudah pecah. Penarikan kendaraan pada Kamis (21/1/2021) ini menelan biaya US$ 610 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun (asumsi Rp 14.085/US$).
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) AS pada Selasa sebelumnya memerintahkan Ford untuk mengeluarkan penarikan inflator kantung udara sisi pengemudi, menolak petisi produsen mobil tahun 2017 untuk menghindarinya.
Cacat, yang dalam kasus yang jarang terjadi menyebabkan inflator kantung udara pecah dan berpotensi mengirimkan pecahan logam mematikan, mendorong penarikan otomotif terbesar dalam sejarah AS dengan lebih dari 67 juta inflator.
Di seluruh dunia, sekitar 100 juta inflator yang dipasang oleh 19 pembuat mobil besar telah ditarik kembali. Penarikan kembali termasuk 2,7 juta kendaraan AS. Ford akan memasukkan biaya dalam hasil kuartal keempat.
Kendaraan tersebut sebelumnya ditarik karena inflator sisi penumpang. "Kami yakin data ekstensif kami menunjukkan bahwa penarikan kembali keselamatan tidak dijamin untuk kantong udara sisi pengemudi. Namun, kami menghormati keputusan NHTSA dan akan mengeluarkan penarikan kembali," kata Ford, dikutip dari Reuters.
NHTSA juga meminta Mazda Motor Corp menarik kembali 5.800 inflator kantung udara pada kendaraan Seri B 2007-2009.
Inflator takata telah mengakibatkan setidaknya 400 cedera dan 27 kematian di seluruh dunia, termasuk 18 kematian di AS dengan dua di truk Ford Ranger 2006 yang ditarik sebelumnya.
Kendaraan Ford yang ditarik kembali termasuk berbagai kendaraan model tahun Ranger, Fusion, Edge, Lincoln Zephyr/MKZ, Mercury Milan dan Lincoln MKX tahun 2006-2012.
Pada November, NHTSA menolak petisi yang diajukan oleh General Motors Co untuk menghindari penarikan kembali 5,9 juta kendaraan AS dengan kantong udara Takata. GM mengatakan panggilan balik itu mencakup 7 juta kendaraan di seluruh dunia dan akan menelan biaya US$ 1,2 miliar.
Ford secara terpisah mengungkapkan bahwa pihaknya mengharapkan untuk mencatat kerugian pengukuran kembali sebelum pajak sebesar US$ 1,5 miliar pada kuartal keempat terkait dengan pensiun dan program tunjangan pasca kerja lainnya, yang didorong oleh tingkat diskonto yang rendah.
Ford mengatakan kerugian pengukuran kembali diperkirakan akan mengurangi laba bersih sekitar US$ 1,2 miliar, tetapi tidak mengubah ekspektasi untuk kontribusi pensiun 2021.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Hengkang dari RI, Ford Kini Tutup Pabrik di India