Evaluasi PPKM Jilid I: Kematian di 44 Kabupaten/Kota Melesat

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
21 January 2021 18:25
Wiku Adisasmito juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona memberi Keterangan Pers Juru Bicara terkait Update Data Covid-19 Nasiona. (Youtube/Sekretariat Presiden)
Foto: Wiku Adisasmito (Youtube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan evaluasi terhadap Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang dimulai 11 Januari 2021. Seperti diketahui, pemerintah memutuskan memperpanjang PPKM terhitung 25 Januari hingga 8 Februari 2021.

Dalam keterangan pers dari Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (21/1/2021), Wiku bilang, dari hasil evaluasi per 11 Januari dan 18 Januari 2021, terlihat indikator sebagai berikut:

Kasus aktif: 46 kabupaten/kota meningkat, 24 kabupaten/kota menurun, dan tiga kabupaten/kota tidak berubah
Tingkat kematian: 44 kabupaten/kota meningkat, 29 kabupaten/kota menurun
Tingkat kesembuhan: 37 kabupaten/kota menurun, 36 kabupaten/kota meningkat



"Dan berdasarkan bed occupancy ratio, 6 dari 7 provinsi atau 66,32% masih di atas parameter nasional meski terlihat ada peningkatan hasilnya belum maksimal sehingga diputuskan perpanjangan dua minggu ke depan," ujar Wiku.

Terkait protokol kesehatan 3M, dia bilang ada peningkatan kepatuhan memakai masker 12% dan menjaga jarak 20%.

"Meski demikian jumlah ini masih jauh di bawah apabila dilakukan pemantauan pada September tahun lalu. Makanya satgas mengimbau untuk disiplin protokol kesehatan dan posko daerah untuk meningkatkan upaya preventif dan mencegah pelanggaran," kata Wiku.

Terkait 3T, dia menyebut testing secara nasional sudah melampaui standar WHO, yaitu 267.000 per pekan. Tantangan utama adalah treatment karena kasus aktif naik.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menurut Wiku, telah melakukan peningkatan tempat tidur 30%-40%, penambahan tenaga kesehatan sebesar 8.572 dari 148 faskes termasuk rencana relaksasi STR dalam penanganan Covid-19.

Wiku pun menyebut Kemenkes melakukan pemanfaatan sistem rujukan terintegrasi untuk mengatur alur rujukan terintegrasi. Tidak kalah penting adalah rapid swab test antigen dan PCR yang lebih luar dalam rangka tracing yang masif.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Kritik PPKM, Satgas Minta Warga +62 Patuhi Prokes 3M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular