
Duh! Harga Cabai Belum Turun, Daging Sapi Mulai Terbang!

Ketika harga daging sapi yang diperoleh importir dari Australia melonjak, kurs rupiah juga terus mengalami pelemahan terhadap dolar Australia. Pelemahan rupiah terhadap dolar Kanguru tentunya membuat biaya impor akan menjadi lebih mahal.
Di pasar spot dolar rupiah kini sudah mencapai Rp 10.837 untuk 1 dolar Australia. Padahal di periode yang sama tahun lalu, rupiah masih dibanderol di Rp 9.363/AUD. Artinya rupiah telah terdepresiasi sebesar 15,7% satu tahun terakhir.
Tidak hanya di Indonesia dan Australia saja, harga daging sapi secara global juga terkerek naik. Laporan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) menyebut bahwa kenaikan harga daging sapi secara mengglobal disebabkan oleh terbatasnya pasokan dari Oseania dibarengi dengan tingginya permintaan untuk ternak.
Sebenarnya selain harga daging sapi, ada banyak bahan pokok lain yang mengalami lonjakan dan tetap tinggi bahkan setelah tahun baru 2021 berlalu.
Mulai dari harga cabai merah, cabai rawit, produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe, daging ayam ras, ikan kembung, ikan tongkol hingga kacang panjang mengalami kenaikan dan menjadi penyumbang inflasi.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Januari 2021, perkembangan harga pada bulan Januari 2021 diperkirakan inflasi sebesar 0,38% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Januari 2021 secara tahun kalender sebesar 0,38% (ytd) dan secara tahunan sebesar 1,68% (yoy).
Penyumbang utama inflasi yaitu cabai rawit sebesar 0,09% (mtm), tempe, tahu mentah, dan cabai merah masing-masing sebesar 0,03% (mtm), emas perhiasan dan tarif angkutan antarkota masing-masing sebesar 0,02% (mtm), daging ayam ras, ikan kembung, ikan tongkol, kacang panjang dan nasi dengan lauk masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Harga cabai yang pedas di pasaran masih belum mampu turun. Mengacu pada data harga pemerintah yaitu PIHPS Nasional, rata-rata harga cabai merah besar di pasar tradisional per hari ini berada di Rp 49.050/kg.
Untuk jenis cabai merah keriting, harga rata-ratanya di pasar tradisional dibanderol di Rp 53.700/kg. Harga cabai rawit lebih ganas lagi. Untuk cabai rawit hijau rata-rata dibanderol di Rp 60.050/kg sementara harga cabai rawit merah menjadi yang paling mahal dan dipatok di Rp 74.950/kg di pasar tradisional.
Kenaikan harga pangan yang serempak ini harus segera ditangani dengan sigap oleh pemerintah terutama Kementerian Perdagangan. Miris rasanya ketika daya beli masyarakat belum pulih, kini harus menanggung beban lebih berat akibat kenaikan harga bahan pangan. Sedih jika ungkapan untuk makan saja susah benar-benar semakin menjadi kenyataan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]
