Penjualan Mobil RI Ambles 48,5%, Turki 'Terbang' 61,8%!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 January 2021 12:50
Penjualan Kendaraan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Ilustrasi Penjualan Mobil (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saat penjualan mobil di banyak negara anjlok, tidak demikian dengan Turki. Tahun lalu, penjualan mobil di Negeri Kebab melonjak tajam.

Mengutip data MarkLines, penjualan mobil di Turki sepanjang 2020 adalah 796.200 unit. Melonjak 61,85% dibandingkan 2019. Ini adalah kenaikan tertinggi sejak 2004.

MarkLines merangkum data penjualan mobil di 29 negara. Hanya tiga yang mampu membukukan pertumbuhan positif, dan Turki tentunya jadi yang terbaik.

Angka median pertumbuhan penjualan mobil 2020 di 29 negara itu adalah -18,8%. Kabar buruknya, Indonesia menempati urutan terbawah dengan pertumbuhan -48,5%. Mengenaskan...

Kembali ke Turki, apa yang membuat penjualan mobil di negara pimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan itu sangat moncer? Jawabannya adalah penurunan suku bunga.

Secara umum, suku bunga di Turki bergerak naik bahkan kenaikannya tidak main-main. Sepanjang 2020, suku bunga acuan Turki dikerek sampai 500 basis poin (bps).

Namun walau suku bunga acuan naik, suku bunga di level perbankan malah turun. Khusus kendaraan bermotor, rata-rata suku bunga kredit 2020 adalah 14,58% per tahun. Ini adalah yang terendah sejak 2015.

Sejak Juni 2020, tiga bank besar penyedia kredit kendaraan bermotor yaitu Ziraat Bank, VakifBank, dan Halkbank menawarkan paket pinjaman bunga murah. Paket ini berlaku baik untuk mobil baru maupun pre-loved, eh bekas.

Ini yang membuat konsumen berbondong-bondong membeli mobil. Dengan produksi yang terhambat karena pemerintah masih membatasi kegiatan masyarakat, ada kalanya konsumen terpaksa menunggu karena tidak ada stok yang siap. Istilahnya, harus inden dulu.

Ya, seperti halnya di banyak negara, Turki juga memperketat pembatasan sosial (social distancing) untuk meredam penyebaran virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Pembatasan ini berlangsung hingga Mei 2020.

"Pada Maret-April 2020, Turki masuk resesi. Namun pasar kembali menggeliat mulai Mei dan bergerak cepat pada Juni dan seterusnya. Inilah titik baliknya, penjualan yang anjlok pada tiga bulan pertama 2020 bisa ditutup," kata Suer Sulun, CEO Mercedez-Benz Turki, seperti dikutip dari Dunya.

"Pada awal 2020 kami memperkirakan penjualan bisa di kisaran 700.000 unit, tetapi ternyata mendekati 800.000 unit. Meski begitu, kami tidak terkejut. Pasar domestik kami sangat kuat," tambah Ketua Asosiasi Penjual Otomotif Turki (OYDER) Murat Sahsuvaroglu, sebagaimana diwartakan Daily Sabah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular