
Produksi Nikel 'Kebal' Corona, Melesat Lampaui Target di 2020

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski di tengah pandemi Covid-19, produksi logam mineral, terutama nikel, tidak terdampak pandemi ini, bahkan menorehkan hasil terbaiknya.
Produksi hasil pengolahan dan pemurnian nikel dalam bentuk produk feronikel, Nickel Pig Iron (NPI), dan nickel matte pada 2020 tercatat melebihi target.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin.
Dia merinci, produksi feronikel pada 2020 mencapai 1,46 juta ton atau 112,3% dari target. Lalu NPI mencapai sebesar 860 ,5 ribu ton atau 136,9% dari target, dan nickel matte sebesar 91,7 ribu ton atau 127,9% dari target.
Bila dibandingkan 2019, produksi logam nikel pada 2020 ini juga mengalami peningkatan, yakni naik 10,18% untuk produk NPI dari 781 ribu ton pada 2019 dan nickel matte naik 27,36% dari 72 ribu ton pada 2019, dan feronikel naik 27% dari 1,15 juta ton pada 2019.
"Produksi hasil pengolahan dan pemurnian nikel dalam bentuk feronikel, NPI, dan nickel matte tahun 2020 mengalami peningkatan signifikan," ungkapnya saat konferensi pers, Jumat (15/01/2021).
Sementara itu untuk produk mineral lain seperti katoda tembaga capaiannya sebesar 268,6 ribu ton atau 92,3% dari target, produksi emas mencapai 65,9 ton atau 93,3% dari target, perak sebesar 335,5 ton atau 97,7% dari target, dan produksi timah sebesar 52,5 ribu ton atau hanya 75% dari target. Produksi timah merupakan produk logam mineral dengan capaian paling rendah di antara lainnya.
Sebelumnya, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Yunus Saefulhak mengatakan realisasi produksi katoda tembaga hingga November 2020 telah mencapai 91% dari target, emas 85%, perak 80%, timah 70%, feronikel 101%, nickel pig iron (NPI) 127%, dan nickel matte 108%.
Menurutnya, capaian produksi timah hanya 70% dikarenakan harganya yang tertekan, sehingga produksinya diturunkan. Kondisi ini menurutnya wajar terjadi.
"Mungkin sebagian orang dengan adanya pandemi ini menjadikan produksinya turun. Tapi dari data kami, masih ada yang capaiannya sudah di atas 100% dari target, itu fakta dari produksi," ungkapnya dalam 'Indonesia Mining Outlook 2021' melalui YouTube Tambang TV, Rabu (16/12/2020).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Smelter Nikel Beroperasi, Produksi Feronikel 2021 Melonjak
