Rumah Sakit Penuh, Pasien Covid-19 Sulit Dapat Perawatan

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
08 January 2021 12:34
Suasana pemakaman di Tegal Alur, Jakarta, Selasa (5/1/2021). Penggalian lubang untuk korban meninggal Covid-19 di tempat Pemakaman Umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, hingga saat ini mencapai 60 lebih liang per hari. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Suasana pemakaman di Tegal Alur, Jakarta, Selasa (5/1/2021). Penggalian lubang untuk korban meninggal Covid-19 di tempat Pemakaman Umum Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, hingga saat ini mencapai 60 lebih liang per hari. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia- Rumah sakit rujukan pasien Covid-19 di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) telah terisi 100% berdasarkan data Lapor Covid-19.

Dokter emergency sekaligus relawan Lapor Covid-19 Tri Maharani mengatakan kondisi itu terjadi karena pasien covid-19 di Jabodetabek dengan gejala berat meningkat sehingga membutuhkan perawatan khusus serta membutuhkan peralatan medis cukup seperti ventilator.

"Ada 100% ICU di RS seluruh Jabodetabek sudah penuh, sudah 100 persen. Kalau Unit Gawat Daruratnya ada 80 persen sudah terisi," kata Tri belum lama ini.

Dia pun mendapat banyak laporan dari lapangan yang menyebut beberapa pasien covid-19 yang keadaannya memburuk hingga meninggal karena tidak mendapat perawatan ICU dengan segera.

"Kan ada 69 nomor RS rujukan covid di Jakarta, tapi nomornya hanya bisa 42 saja. Itu saya hubungi terus dan selalu tidak ada ICU yang masih kosong untuk dirujuk. Sama, Jabodetabek juga begitu," jelasnya.

Di sisi lain, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyatakan secara kapasitas masih ada kapasitas tempat tidur yang dapat digunakan untuk pasien corona. Namun dia mengakui ledakan kasus Covid-19 membuat kapasitas ruang ICU sudah terisi di atas 70%.

Kalaupun masih ada kapasitas tempat tidur, namun SDM sudah tidak memadai maka banyak masyarakat yang terancam tidak mendapatkan pelayanan.

Pada akhir 2020, peningkatan kasus cukup tinggi dan beberapa memecahkan rekor dengan kontribusi tertinggi dari Pulau Jawa dan Bali, sehingga harus dilakukan pengetatan dan mengendalikan kasus sebagai modal aktivitas sosial ekonomi ke depan.

"Kemudian kasus aktif persentasenya diharapkan di daerah harus betul ditekan di bawah angka nasional, dan angka sembuh harus bisa meningat. Kita harus sama-sama mengerti kita harus investasi kesehatan, karena biasanya orang pikir hanya ekonomi. Padahal kesehatan ini nantinya untuk ekonomi, jangan diboroskan kesehatannya," kata Wiku.

Saat ini, jumlah kasus aktif atau pasien yang membutuhkan perawatan di fasilitas kesehatan ataupun isolasi mandiri sebanyak 114.766 orang atau 14,4%. Jumlah ini akan terus meningkat jika kasus baru juga meningkat., apalagi pada Kamis (08/01/2021) kasus baru kembali memecahkan rekor dengan penambahan 9.321 orang.

Kemudian, dari angka kasus aktif di daerah, Jawa dan Bali mendominasi 67% kasus aktif atau sebanyak 74 ribu orang yang membutuhkan layanan kesehatan. DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Riau, Kalimantan Selatan konsisten menjadi provinsi dengan kasus aktif tertinggi.

Jika semakin banyak kasus aktif yang tidak dapat ditangani, maka dapat meningkatkan angka kematian. Wiku mengungkapkan Pulai Jawa dan Bali menjadi penyumbang angka kematian spesiifik.

"Situasi ini tak dapat ditoleransi dan tak bisa dibiarkan. Penanda kasus kematian di kota besar di kedua pulau harus dikendalikan melalui kebijakan terukur dan tepat sasaran khususnya terkait kegiatan masyarakat," katanya.

Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo menjelaskan, okupansi rumah sakit rujukan pasien positif Covid-19 di Jakarta sudah lebih di atas 80%. Hal ini tentu mengkhawatirkan jika penularan positif Covid-19 terus melonjak.

Doni merinci, Jakarta memiliki 98 RS rujukan corona di mana tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) untuk ruang isolasi sudah mencapai 87% dan ICU sudah mencapai 84%.

"Posisi BOR untuk untuk DKI ruang isolasi 87%. ICU sudah masuk di posisi 84% pada sore kemarin," tuturnya.

Padahal, lanjut Doni BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jakarta pada Mei 2020 berjumlah 600 bed. Sekarang sudah ditambah menjadi 962 bed.

"Ditambah terus (jumlah kasur). Seluruh RS sudah disuruh menambahkan kapasitas ICU dan Isolasi," kata Doni melanjutkan.

Doni memastikan beberapa rumah sakit sudah penuh dan tak lagi bisa menampung pasien. Sehingga harus dialihkan ke Wisma Atlet yang saat ini memiliki sekitar 10.000 bed.

"RS Wisma Atlet memiliki lebih dari 10 ribu bed, baik untuk perawatan OTG dan juga bergejala sedang, dan ringan. Apa yang disampaikan tadi beberapa RS sudah 100 persen," jelasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Pandemi, Negara & Wilayah Ini Tetap Nol Kasus Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular