Satgas: Kesehatan Jadi Investasi Jalankan Ekonomi

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
07 January 2021 15:47
Keterangan Pers Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Kantor Presiden, 5 Januari 2021
Foto: Keterangan Pers Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Kantor Presiden, 5 Januari 2021

Jakarta, CNBC Indonesia- Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito menyatakan masih banyak daerah yang belum dapat memenuhi indikator penanganan pandemi sesuai dengan standar nasional. Masih banyak kasus meninggal di daerah yang di atas rata-rata angka nasional, belum lagi kapasitas ruang ICU sudah terisi di atas 70%.

Kalaupun masih ada kapasitas tempat tidur, namun SDM sudah tidak memadai maka banyak masyarakat yang terancam tidak mendapatkan pelayanan. Dia menekankan kesehatan merupakan salah satu bentuk investasi, dan tidak selalu hanya dari sisi ekonomi.

"Kemudian kasus aktif persentasenya diharapkan di daerah harus betul ditekan di bawah angka nasional, dan angka sembuh harus bisa meningkat. Kita harus sama-sama mengerti kita harus investasi kesehatan, karena biasanya orang pikir hanya ekonomi. Padahal kesehatan ini nantinya untuk ekonomi, jangan diboroskan kesehatannya," kata Wiku, Kamis (07/01/2021).

Dia menegaskan baik kesehatan dan ekonomi adalah berkesinambungan dan tidak dapat dikonflikan. Meski demikian, Wiku mengakui investasi kesehatan di masa pandemi memerlukan waktu dari sisi kasus sehingga dapat menghadapi pandemi ini lebih panjang.

"Kesehatan dan ekonomi tidak usah dikonflikkan, investasi kesehatan juga untuk ekonomi. Jadi jangan dikonflikan, dan ini adalah investasi awal untuk bisa menjalankan ekonomi. Dengan kondisi ini yang harus diamati dan masih banyak dan ada lapisan masyarakat yang belum menerima logika seperti gini, kesehatan dan ekonomi harus berjalan beriringan," katanya.

Pada akhir 2020, peningkatan kasus cukup tinggi dan beberapa memecahkan rekor dengan kontribusi tertinggi dari Pulau Jawa dan Bali, sehingga harus dilakukan pengetatan dan mengendalikan kasus sebagai modal aktivitas sosial ekonomi ke depan. Wiku menjelaskan saat DKI Jakarta melakukan pembatasan ketat kasusnya turun, dengan begitu fasilitas kesehatan bisa melayani dengan baik dan meringankan beban tenaga kesehatan.

"Pembatasan ini bukan pelarangan, dengan pembatasan ini diharapkan kasus terkendali dengan cepat, dan kita harus bertahan cukup panjang. Ini salah satu kebijakan dimana rem harus dilakukan," kata Wiku.

Dia menekankan masyarakat harus tetap menjalankan protokol kesehatan dengan menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun (3M) meski nantinya ada vaksin. Dengan begitu, perlindungan kesehatan ketika ada vaksin jauh lebih tinggi, terutama dengan dijalankannya 3T oleh pemerintah.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular