
Kunci Kebangkitan RI dari Petaka Pandemi: Infrastruktur!
Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2021 digadang-gadang sebagai tahun pemulihan ekonomi Indonesia dari resesi akibat pandemi Covid-19. Salah satu kunci penting untuk memulihkan perekonomian yang 'sekarat' adalah pembangunan infrastruktur.
Sejak menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi memang fokus pada proyek-proyek infrastruktur guna meningkatkan konektivitas, menurunkan disparitas dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
Namun saat pandemi Covid-19 merebak berbagai proyek strategis yang tadinya jadi prioritas utama harus dinomorduakan. Fokus pemerintah beralih, alokasi anggaran banyak disalurkan ke sektor kesehatan, relaksasi pajak hingga pemberian bantuan sosial di tengah short fall pajak yang membuat defisit anggaran menggembung lebih dari 5%.
Di tahun 2021, pemerintah kembali berupaya menggenjot pembangunan infrastruktur dengan mengalokasikan anggaran senilai Rp 417,8 triliun. Momentum rendahnya suku bunga acuan serta kemungkinan adanya inflow juga dimanfaatkan oleh pemerintah.
Deregulasi besar-besaran peraturan undang-undangan untuk menciptakan iklim dunia usaha dan investasi yang kondusif ditempuh melalui pengesahan UU Cipta Kerja (Omnibus Law) meski menuai aksi demonstrasi berjilid-jilid dari berbagai pihak terutama kaum buruh.
Keterbatasan pembiayaan untuk berbagai proyek strategis berupa pembangunan infrastruktur juga disikapi dengan pembentukan Souvereign Wealth Fund (SWF) yang resmi dinamai Indonesia Investment Authority (INA).
Berbeda dengan SWF di negara lain yang mengandalkan sumber dana internal dari surplus pendapatan, neraca dagang hingga cadangan devisa, INA diharapkan mampu menjadi pengelola dana dari investor asing untuk digunakan membiayai berbagai proyek strategis nasional.
Nantinya SWF ini punya investor utama atau anchor investors dengan fokus investasi utama tiga sektor yakni jalan tol, bandara, dan pelabuhan.
Sementara itu sektor potensial berikutnya yakni kesehatan pariwisata, dan teknologi. Adapun investor internasional dan domestik (co investment saham), dengan kepemilikan minoritas, akan langsung berinvestasi di aset atau proyek tersebut.
Setidaknya ada 12 output strategis nasional yang ditetapkan oleh pemerintah di tahun 2021 yang meliputi berbagai sektor seperti konektivitas, energi dan ketenagalistrikan, TI dan Informasi, hingga pelayanan dasar.
Pemerintah berharap dengan menggenjot infrastruktur bisa digunakan untuk menyerap lapangan pekerjaan. Selain itu, dengan adanya proyek infrastruktur yang dikejar dapat mendongkrak permintaan domestik yang ujungnya akan menstimulasi perekonomian.