PSBB Jawa-Bali Diperketat, Penjualan Listrik PLN Ambles Lagi?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 January 2021 17:35
Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)
Foto: Sutet 500 kV Balaraja-Kembangan ,Proyek Prioritas untuk Keandalan Listrik Jawa – Bali. (Dok.PLN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang lebih ketat di Jawa-Bali selama dua pekan mulai Senin mendatang, 11 Januari hingga 25 Januari 2021.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Koordinator Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto.

"Pemerintah mendorong pembatasan ini dilakukan pada 11 Januari sampai 25 Januari dan pemerintah akan terus evaluasi," kata Airlangga sesuai keputusan rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi), Rabu (6/1/2021).

Dia melanjutkan, "Pemerintah akan melakukan pengawasan ketat untuk pelaksanaan protokol kesehatan, jaga jarak, cuci tangan pakai masker dan tingkatkan operasi yustisi Satpol PP, aparat kepolisian dan unsur TNI."

Diperketatnya PSBB ini tentunya akan berdampak pada konsumsi listrik masyarakat, baik bisnis, perkantoran hingga industri. Lantas, bagaimana ini berdampak pada penjualan listrik PLN, khususnya di Jawa-Bali? apalagi kini penjualan listrik tengah beranjak naik seiring dengan diperlonggarnya PSBB sejak pertengahan 2020 lalu.

Direktur Bisnis Regional Jawa, Madura, Bali (Jamali) PLN Haryanto W.S. mengatakan pihaknya belum bisa memperkirakan dampak langsung dari kebijakan PSBB yang diperketat tersebut. Namun, pihaknya akan melihat perkembangan ke depannya.

"Kami masih melihat perkembangan," tuturnya kepada CNBC Indonesia, Rabu (06/01/2021).

Namun demikian, dia mengatakan, sejauh ini pihaknya memperkirakan penjualan listrik di area Jamali pada Januari 2021 tumbuh bila dibandingkan penjualan pada Desember 2020.

"Kalau Januari 2021 dibandingkan Januari 2020 (sebelum pandemi Covid-19) memang prediksinya turun. Tapi bila dibandingkan Desember 2020, prediksinya naik," ungkapnya.

Terlepas dari kebijakan pengetatan PSBB di Jawa dan Bali selama dua pekan mendatang, pihaknya optimis penjualan listrik di Jawa, Madura dan Bali pada 2021 akan tumbuh dibandingkan 2020.

Dia pun sempat menuturkan bahwa pihaknya memperkirakan penjualan listrik di Jamali pada 2021 ini tumbuh 4% dari 2020.

"Untuk Jawa-Bali prediksinya tahun 2021 naik positif dibandingkan 2020," ujarnya.

Sebelumnya, dia mengatakan penjualan listrik di Jamali sampai November 2020 minus 2%. Penurunan penjualan listrik selama April sampai November di kawasan ini cukup tinggi yakni di atas 5%.

Namun, karena terkompensasi dengan pertumbuhan penjualan Januari sampai dengan Maret, maka secara kumulatif penjualan listrik selama Januari-November di Jawa, Madura, dan Bali menurutnya mencapai minus 2%.

"Sampai November kemarin saya sampaikan bahwa pertumbuhan kWh penjualan listrik PLN untuk Jamali masih minus sekitar 2%. Ini dampak dari penurunan kWh jual April lalu sampai November," jelasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PLN: Pandemi, Konsumsi Listrik Industri Wilayah Jamali Anjlok

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular