Wadirut PLN Blak-blakan Sederet Manfaat Pakai Mobil Listrik

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
05 January 2021 09:19
Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - ProgramĀ kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) terus digencarkan oleh pemerintah. Sebab, penggunaan KBLBB memiliki sederet keuntungan, salah satunya mengurangi ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM).

Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menuturkan sejumlah keuntungan bila masyarakat menggunakan KBLBB. Pertama, biaya pengisian daya (charging) kendaraan listrik ini akan lebih murah dibandingkan biaya mengisi bensin pada mobil konvensional.

Dia mengatakan, setiap satu liter BBM setara dengan 1,3 kiloWatt hour (kWh) listrik. Harga bensin per satu liter sekitar Rp 7.000 hingga Rp 8.000, sementara tarif listrik per satu kWh hanya sekitar Rp 1.400-an. Ini berarti, menggunakan listrik lebih murah seperlimanya dibandingkan pemakaian satu liter bensin.

Jika mengacu pada hukum kekekalan energi, imbuhnya, penggunaan BBM dikatakan tidak efisien karena energinya lebih banyak diubah menjadi panas daripada kinetik. Kondisi yang berbeda jika menggunakan kendaraan berbahan bakar listrik, di mana energinya lebih banyak diubah menjadi energi kinetik.

Dia mengelaborasi bahwa pemakaian satu liter BBM hanya bisa menempuh sekitar 10 kilometer hingga 12 km, di mana ongkos satu liter bensin sekitar Rp 8.000. Adapun jarak tempuh per liter bensin setara dengan konsumsi listrik sebesar 1,3 kWh, di mana harga listrik per kWh hanya sekitar Rp 1.400-an.

"Kalau 1,3 (kWh) ya sekitar Rp 1.800 lah atau Rp 1.700. Sejajar dengan satu liter bensin Pertamax atau katakan sekitar Rp 7.000- Rp 8.000, underlying hukum kekekalan energi," jelasnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (04/01/2021).

Jika pengisian daya (charging) dilakukan pada pukul 10.00 malam sampai pagi hari, maka pelanggan akan mendapatkan diskon 30%. Sehingga harga listrik hanya sekitar Rp 1.000 per kWh.



"Artinya, kalau bayar listrik rumah tangga biasanya Rp 1.400-an per kwh, jika ngecas (kendaraan listrik) pada malam hari di rumah, bisa turun jadi sekitar Rp 1.000 per kwh," paparnya.

Keuntungan bagi negara dengan penggunaan KBLBB adalah menekan impor BBM. Hal itu dikarenakan selama ini kebutuhan BBM nasional sebesar 1,5 juta barel per hari (bph), separuhnya masih dipenuhi oleh impor.

"BBM kan berbasis impor, maka perlu adanya pola pengalihan konsumsi energi dari yang berbasis impor ke energi domestik," tegasnya.

Selain dua benefit di atas, penggunaan KBLBB juga lebih ramah lingkungan dibandingkan kendaraan berbasis BBM. Dia menjelaskan, emisi yang dikeluarkan oleh satu liter bensin mencapai 2,4 kg karbon dioksida. Itu sejajar dengan 1,3 kWh listrik yang emisinya hanya separuhnya, yakni 1,2 kg CO2.

"Di tambah emisinya ada di pembangkit kami, yang kami sudah ada kendali terhadap lingkungannya. Emisi terhadap lingkungan berkurang 50%. Artinya, bahwa perubahan mobil BBM ke listrik itu dari sisi impor BBM juga jadi lebih murah dan juga ramah lingkungan," tuturnya.

Darmawan menyebut ke depannya emisi akan menjadi lebih rendah lagi sejalan mulai beralihnya PLN ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi, surya, air dan bayu (angin).

"Apalagi ke depan kita mulai gunakan pembangkit panas bumi yang nol emisi CO2-nya, pembangkit energi surya juga nol, bayu juga nol, kemudian juga nanti ada PLTA, seperti ada di Cirata," jelasnya.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dorong Mobil Listrik, PLN Luncurkan Aplikasi Charge-IN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular