Pakai Mobil Listrik Lebih Murah, RI Pilih Impor BBM

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
04 January 2021 20:50
Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan sejumlah fasilitas stasiun pengisian mobil listrik (charging station). (Dok: PLN)
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir melakukan pengecekan sejumlah fasilitas stasiun pengisian mobil listrik (charging station). (Dok: PLN)

Darmawan juga mengatakan, selain murah dan mengurangi beban negara, penggunaan mobil listrik ini juga berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon dioksida.

Dia menjelaskan, emisi yang dikeluarkan oleh satu liter bensin mencapai 2,4 kg karbon dioksida. Itu sejajar dengan 1,3 kWh listrik yang emisinya menurutnya hanya separuhnya, yakni 1,2 kg CO2.

"Di tambah emisinya ada di pembangkit kami, yang kami sudah ada kendali terhadap lingkungannya. Emisi terhadap lingkungan berkurang 50%. Artinya, bahwa perubahan mobil BBM ke listrik itu dari sisi impor BBM juga jadi lebih murah dan juga ramah lingkungan," tuturnya.

Kondisi ini ke depannya menurutnya emisi akan menjadi lebih rendah lagi sejalan mulai beralihnya PLN ke pembangkit listrik yang lebih ramah lingkungan, seperti pembangkit listrik tenaga panas bumi, surya, air dan bayu (angin).

"Ini separuhnya, apalagi ke depan kita mulai gunakan pembangkit panas bumi yang nol emisi CO2-nya, pembangkit energi surya juga nol, bayu juga nol, kemudian juga nanti ada PLTA, seperti ada di Cirata," jelasnya.

(wia)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular