
Duarrr! Ledakan & Tembakan Senjata Terjadi di Bandara Yaman

Jakarta, CNBC Indonesia - Terjadi ledakan keras dan tembakan senjata di Bandar Udara Internasional Aden, Yaman, Rabu (30/12/2020). Ledakan dan tembakan terdengar tidak lama setelah pesawat yang membawa anggota pemerintah Yaman yang baru dibentuk tiba dari Arab Saudi.
Menurut laporan Reuters dan media lokal Saudi, para anggota kabinet, termasuk Perdana Menteri Maeen Abdulmalik, kini dipindahkan ke istana presiden. Namun hingga berita ini diturunkan, belum jelas siapa yang menyebabkan insiden tersebut.
Sebelumnya, Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi melantik pemerintahan baru yang dibentuk berkat kesepakatan pembagian kekuasaan yang ditengahi oleh Arab Saudi tahun lalu.
Kabinet beranggotakan 24 orang, diumumkan pekan lalu, dilantik dalam upacara yang diadakan pada Sabtu (26/12/2020) di ibu kota Saudi, Riyadh, tempat Hadi tinggal.
Pemerintahan baru, yang dipimpin oleh PM Maeen, mewakili wilayah utara dan selatan Yaman dengan jumlah anggota yang sama dari setiap wilayah. Ini mencakup lima anggota separatis Dewan Transisi Selatan (STC) sebagai bagian upaya untuk mengakhiri perebutan kekuasaan antara loyalis Hadi dan separatis.
Pembentukan pemerintahan ini adalah bagian dari Perjanjian Riyadh yang didukung Arab Saudi, yang ditandatangani antara pemerintah Yaman dan STC pada November 2019 untuk mengupayakan diakhirinya bentrokan militer antara kekuatan kedua belah pihak.
Presiden Hadi meminta pemerintah baru untuk bertindak sebagai tim dan memprioritaskan program-programnya untuk mengatasi kesengsaraan ekonomi negara yang miskin itu.
Yaman sendiri telah terperosok dalam konflik sejak koalisi pimpinan Arab Saudi turun tangan pada Maret 2015 untuk memulihkan pemerintah yang dicopot dari kekuasaan di ibu kota Sanaa oleh gerakan pemberontak Houthi pada akhir 2014.
STC, yang dibentuk pada 2017, didukung oleh Uni Emirat Arab. Sedangkan pemerintahan Hadi didukung Arab Saudi. Keduanya adalah bagian dari koalisi pimpinan Arab Saudi.
Menurut Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), konflik di Yaman sejauh ini telah merenggut nyawa 233.000 orang. Konflik juga telah mendorong negara Arab yang miskin itu ke ambang kelaparan dan menghancurkan fasilitas kesehatannya.
Awal bulan ini, Komite Penyelamatan Internasional (IRC) mengatakan Yaman adalah negara yang paling berisiko mengalami bencana kemanusiaan pada tahun 2021, menandai tahun ketiga menjalankan negara yang dilanda perang itu mendapatkan pengakuan yang suram.
Menurut PBB, 80% dari 30 juta orang Yaman membutuhkan beberapa bentuk bantuan atau perlindungan. Data PBB menunjukkan sekitar 13,5 juta orang Yaman saat ini menghadapi kerawanan pangan akut, termasuk 16.500 orang yang hidup dalam kondisi seperti kelaparan.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Penampakan Pangkalan Udara Misterius di Kawasan Arab