
Wuss! Dengan Kereta Cepat JKT-Jogja-Solo Cuma 1,5 Jam

Jakarta, CNBC Indonesia - Fokus pemerintah untuk meningkatkan konektivitas antar daerah dengan terus membangun proyek infrastruktur. Transportasi antar moda akan menjadi salah satu konsep menyeluruh untuk kehidupan mendatang agar perjalanan masyarakat bisa semakin efisien.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan masyarakat kota-kota besar di Indonesia sudah menggunakan angkutan masal. Salah satu angkutan umum masa depan adalah kereta api yang lebih cepat dan efisien.
"Kereta api, adalah angkutan masa depan. Kita sedang studi Jakarta-Surabaya menggunakan medium high speed train. Sehingga ke Surabaya yang saat ini butuh 9-14 jam naik kereta nanti cukup dengan 6 jam bahkan, high speed train Jakarta - Bandung kalau bisa itu sampai Surabaya. Jadi Jakarta - Surabaya hanya 3 jam. Jakarta-Jogja-Solo 1,5 jam. Jadi ada suatu kompetisi angkutan udara dan kereta api," katanya pada Webinar Kaleidoskop 2020 Kementerian Kominfo, Selasa (29/12/2020).
Untuk dalam kota jajarannya juga akan terus melanjutkan proyek-proyek transportasi dalam kota seperti MRT/LRT tahap II dan memaksimalkan Kereta Rel Listrik (KRL) hingga mencapai angkutan 3 juta penumpang.
"Kita juga memasukkan penggunaan BRT yaitu bus-bus yang dilakukan secara sistematis dan memikirkan antar moda," katanya.
Pembangunan infrastruktur transportasi ini tidak akan Jawa sentris. Budi menjelaskan bagaimana konsep persatuan untuk juga bisa menjangkau daerah-daerah terpencil. Solusinya dengan angkutan perintis.
Jadi dengan angkutan perintis nantinya pemerintah akan sediakan beberapa macam moda transportasi yang disubsidi Pemerintah untuk menjangkau daerah terpencil, tertinggal, dan pelosok. Angkutan subsidi itu nantinya tidak hanya untuk penumpang tapi juga barang kebutuhan.
"Kita banyak tugas untuk konektivitas ini ini adalah suatu kegiatan ekonomi yang kita harapkan menjadi arah pergerakan manusia dan barang. Satu yang penting adalah mempersatukan Indonesia," katanya.
Masalahnya untuk Kawasan tertinggal itu daya beli masyarakat yang masih minim. Sehingga pemerintah berkomitmen adanya subsidi bagi angkutan laut atau udara penumpang dan logistic, serta subsidi angkutan darat seperti bus.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terowongan Halim Tembus 1,8 Km, Proyek Kereta Cepat Capai 63%